makalah morfologi tumbuhan " Buah"

BAB I
PENDAHULAUN
1.1  Latar Belakang
Tumbuhan merupakan organisme autotrof. Untuk mempertahankan jenisnya tumbuhan membentuk buah sebagai cikal bakal menjadi generasi baru. Buah merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi biji dan nantinya akan berguna untuk pemencaran. Buah ini tediri dari biji dan badan/daging buah yang menyelubungi biji. Susunan buah berhubungan erat dengan cara pemencaran biji.

Setiap tanaman yang berbunga hamper semuanya menghasilkan buah, karena dari buah ini mengandung biji yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Maka dari itu dalam paper ini akan dibahas tentang buah.

1.2  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah yaitu untuk mengetahui tentang Bunga (Karakteristik Bunga, Penyerbukan dan Pembuahan serta Bakal Biji).




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Buah
Secara umum tumbuhan menghasilkan buah, karena dari buah ini yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Buah merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi biji. Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah.
Bagian-bagian bunga yang terkadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya :
  • Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun bunga tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
  • Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu , masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
  • Tangkai kepala putik. Bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
  • Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus pula dapat menunjukan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
  • Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa  bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh. Bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar sering kali tidak dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunganya yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius). Pada buah semu buah dinamakan : Partenokarpi (parthenocarphy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau tidak ada bijinya, biji itu tidak mengandug lembaga, jadi bijinya tidak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazimnya kita dapati pada pohon pisang (Musa paradisiaca).

Ikhtisar Tentang Buah
Buah pada umumnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
  1. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dan dapat dimakan), sedangkan buah yang sesungguhnya tersembunyi.
  2. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah. Dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian yang berarti.Buah terdiri atas biji dan badan yang menyelubungi biji kulit badan disebut dinding buah (Pericarpium) dapat dibedakan menjadi, dinding luar (Exocarpium), dinding dalam (Endocarpium) dan tengah (Mesocarpium). Susunan buah berkaitan erat dengan cara pemencaran biji. Pemencaran buah ada yang memerlukan perlindungan, misalnya buah nyamplung dan ada pemencaran tanpa bantuan. Factor luar yaitu :
  • Hevea, Ricinus Communis
  • Pemencaran oleh binatang (Zookari) dan oleh manusia (antropokari)
  • pemencaran oleh angina (anemokori)
  • pemencaran oleh air (hidrokori)


            Penggolongan Buah Semu
            Buah semu dapat dibadakan dalam :
  1. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Misalnya :
  2. Tangkai bunga. Pada buah jambu monyet (Anacardium ocidentale).
  3. Kelopak bunga. Pada buah ciplukan (Physalis  minima).
  4. Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain. Dan kemudian , masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe ( fragraria vesca).
  5. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi selurunya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr), yang terjadi di ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sam lain, hingga merupakan kulit buah semu ini. Buah beringin (Ficus benyamina) adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang terbentuk sperti priuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.
  6. Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
  7. Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :
  • Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pua tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya : buah mangga (Mangifera indica), mempunyai satu ruang dengan satu biji,buah papaya (Carica papaya), yang terjadi beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
  • Buah durian (Durio zibethinus) yang terdiri beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji. Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal bauah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca).
  • Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).


Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam :
  1. Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang mengering.
  2. Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.

Buah sejati tunggal kering di bedakan lagi dalam :
a). Yang tidak pecah (indehiscens)

Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji. Sehingga untuk pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya. Contohnya :
  1. Buah Padi (Caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah tipis, berlekatan menjadi satu dengan kulit biji. Sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Buah seluruhnya terbungkus oleh sekam.
  2. Buah Kurung (achenium). Buah berbiji 1 tidak pecah, dinding buah tipis, berdempetan dengan kulit biji, tetapi kedua kulitnya tidak berlekatan.
  3. Buah Serangan (Castanea argentea). Buah terbentuk dari 2 helai daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari satu, tetapi biasanya yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah keras, kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji.

b). Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan suatu tujuan tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si suatu tempat.
Berdasarkan cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam :

a). Buah berbelah (schizocarpium)
Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah. Menurut jumlah ruang-ruang, buah ini dibedakan lagi dalam :
  1. Buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak membelah menjadi dua bagian, masing-masing menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya, contohnya Centella asiatica (daun kaki kuda).
  2. Buah belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi 3 bagian, contohnya Tropoelum majus.
  3. Buah belah empat (tetrachenium). Buah membelah menjadi empat bagian, contohnya Ocium basilicum
  4. Buah belah lima (pentachenium). Seperti di atas, buah berbelah menjadi lima bagian.
  5. Buah belah banyak (polyachenium), seperti terdapat beberapa macam Malvaceae.

2). Buah Kendaga (rhegma)
Buah ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian-bagiannya yang terpisah lalu pecah. Sehingga biji yang ada di dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap bagian terbentuk oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun buah yang banyaknya sama dengan jumlah ruangan. Menurut jumlah ruang (kendaga) dapat dibedakan :
  1. Buah kendaga dua (dicoccus). Buah membelah menjadi 2 kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1 biji.
  2. Buah kendaga tiga (tricoccus). Buah membelah menjadi 3 bagian. Contohmya Ricinua, Hevea.
  3. Buah kendaga banyak (polycoccus), buah menjadi banyak bagian. Misalnya Malvaceae.

3). Buah Kotak.
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Buah kotak dibedakan lagi dalam :
- buah bumbung (folliculus). Buah ini terjadi dari sehelai daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji, jarang sekali hanya satu. misalnya: Calotropis, Lochnera.
- buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah dengan satu ruangan.
- buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buahdengan satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Umumnya terdapat pada Cruciferae.
- buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah atau lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai dengan jumlah daun buahnya.
Buah Sejati Ganda
Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti satu.
- buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk periuk dengan di dalamnya banyak buah : Rosa
- buah batu ganda : Rubus
- buah bumbung ganda : Michelia
- buah buni ganda : Annonaceae.
Buah Sejati Tunggal Berdaging
Umumnya tidak pecah saat masak, tetapi daya yang pecah, yaitu pada Myristica fragrans saat masak.
a. Buah Buni (Bacca). Dinding luar tipis, lapisan dalam tebal, lunak dan berair. Biji lepas dalam lapisan tersebut, seperti pada Psidium, Averhoeae, Antidesmu.
b. Buah Mentimun (Pepo). Susunannya dengan buah ini. Kulit luar lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat ruang kosong.. cucubitaceae.
c. Buah Jeruk (Hesperidium). Seperti buah buni dengan 3 lapis kulit buah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung banyak kelenjar minyak atsiri. Lapisan kedua berupa jaringan bunga karang dan kemudian lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi cairan : Rutaceae.
e. Buah Delima. Dinding luar keras. Hampir mengayu yang dalam seperti bunga karang tetapi liat, dengan banyak ruang. Masing-masing ruang dengan banyak biji : Purlca granatum
f. Buah Apel. Dengan 3 lapis buah pala. Yang luar tipis menjangat, yang tengah berdaging, yang dalam tipis :Pirus malus
g. Buah batu (Drupa) dengan 3 lapis kulit buah
- eksokarpium ; tipis menjangat
- Mesokarpium : berdaging/berserabut
- endokarpium ; amat keras seperti batu : Mangifera cocos.
Buah Sejati Majemuk
Barasal dari suatu bunga majemuk, jadi berasal dari banyak bunga dengan banyak bakal buah, tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah.
- buah buni majemuk : Ananas
- buah batu majemuk : Pandanus
- buah kurung majemuk : Helianthus.









2.2 Penyerbukan atau Persarian (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
                                       
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997).
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.                                      
Bunga merupakan organ tumbuhan yang nantinya akan menjadi buah dan di dalam buah nanti akan terjadi biji, dan di dalam bijilah terdapat calon tumbuhan baru.
Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan biji tertutup) atau jatunya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan yang berbiji telanjang), Sedangkan yang dimaksud dengan Pembuahan ialah terjadinya perkawinan (persatuan atau peleburan menjadi satu) sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga didalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.

Pembentukan calon tumbuhan baru (lembaga) yang disertai dengan peristiwa perkawinan antara sel telur dengan inti sperma,disebut: amfimiksis (amphimixis), disebut : apomiksi (apomixis), jdi partenogenesis adalah salah satu contoh peristiwa apomiksis. Di samping partenogenesis, masih ada peristiwa yang lain-lain lagi yang dapat digolongkan dalam apokmisis, a.l.
-          Apogamic, yaitu terjadinya lembaga dari salah satu inti dalam kandung lembaga, tetepi bukan dari sel telur, dan juga tanpa perkawinan.
-          Pembentukan lembaga yang liar (embrioni adventif), yaitu jika terbentuk lembaga dari salah satu sel pada bakal biji, diluar kandungan lembaga, misalnya dari sel nuselus atau sel integumuntum.

Jika dalam satu bakal biji, disamping lembaga yang berasal dari sel telur, masih terjadi apogami atau embrioni adventif, maka biji yang terjadi nanti merupakan sebuah biji yang didalamnya terkandung lebih daripada satu lembaga, yang terkena sebagai peristiwa poliembrioni. Peristiwa poliembrioni dapat kita lihat,jika dari satu biji yang berkecambah, kemudian muncul lebih dari satu tumbuhan baru,  seperti sering terjadi pada biji jeruk (citrus sp), mangga (mangifera sp), duku (langsium domesticum coor),dll. Menurut penyelidikan, polimbrioni hanya terjadi pada bakal biji yang mengalami pembuahan, jadi dari beberapa keturunan baru itu lazimnya salah satu berasal dari lembaga yang terjadi sebagai akibat amfimiksis, sedang yang lain karena adanya apomiksis.

Marilah sekarang kita kembali kepa soal penyerbukan. Telah diterangkan, bahwa yang dinamakan penyerbukan itu adalah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik. Berdasarkan asalnya serbuk sari yang jatuh dikepala putik itu, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
a.       Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri,
b.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), jika serbuk sari yang jatuh dikepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga,
c.       Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), jika serbuk sari yang jatuh dikepala putik itu berasal dari bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama,
d.      Penyerbukan bastar (hybridogamy), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.




Berdasarkan perbedaan waktu masak antara kepala sari dan kepala putik pada bunga yang memperlihatkan dikogami, kita dapat membedakan :
1.      Protandri atau proterandri (protandry, proterogyny), jika dalam satu bunga yang masak lebih dulu adalah kepala sarinya, baru kemudian kepala putiknya.
2.      Protogini atau proterogini (protogyny, proterogyny),jika yang masak lebih dulu adalah putiknya, baru belakangan kepala sarinya.

Adanya herkogami (hercogamy), yaitu jika pada bunga yang sempurna, duduknya kepala sari dan kepala putik amat berjauhan satu sama lain, seperti misalnya terdapat pada bunga tumbuhan yang berbunga kupu-kupu (papilionanceae) dan anggerik (orchidaceae).

Adanya heterostili (heterostyly), yaitu suatu variasi herkogami, bila pada beberapa individu tumbuhansejenis (species) terdapat bunga-bunga pada benang sari dan tangkai putik yang berbeda sekali panjangnya, sehingga dengan demikian penyerbukan sendiri tak mungkin dapat terjadi.
            Heterostili  dapat dibedakan lagi dalam :
1.      Heterodistili (heterodistyly), jika pada suatu jenis (species) tumbuhan ditemukan individu-individu dengan dua bentuk (diomosfisme) bunga, yaitu :
-          Individu dengan bunga yang bertangkai putik panjang dan benang sari yang pendek,
-          Individu dengan bunga yang bertangkai putik pendeng dan benang sari yang panjang.
2.      Heterotristili (heterotristyly), jika dalam suatu jenis (species) ada individu-individu yang :
-          Mempunyai bunga dengan tangkai putik pendek dengan benang sari yang sedang atau panjang,
-          Mempunyai bunga dengan tangkai putik sedang dan benang sari yang pendek atau panjang,
-          Mempunyai bunga dengan tangkai putik yang panjang dan benang sari pendek atau sedang.

Adanya peristiwa kemandulan (sterilitas). Bunga yang mempunyai sifat ini, walaupun diserbuki, tetapi penyerbukan diikuti oleh pembuahan, bahkan mungkin penyerbukan itu justru menyebabkan gugurnya putik dan bunganya. Jika yang menyebabkan keguguran putik (abortus) itu serbuk sari dari bunga itu sendiri. Kemandulan sendiri sering terlihat pada anggerik, oleh sebab itu untuk mendapatkan biji anggerik perlu diadakan penyerbukan silang.
Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004).
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya
Menurut Vektor atau perantara yang menyebapkan dapat berlangsungya penyerbukan, dapat dibedakan dalam beberapa macam :
a.       Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy), jika serbuk sari sampai pada bunga yang diserbuki dengan perantara angin.
Penyerbukan secara anemofili lazimnya akan terjadi pada tumbuahan yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Menghasilkan banyak sekali serbuk sari, le,but serta kering tidak berlekatan, hingga mudah sekali berterbengan jika tertiup angin.
2.      Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayam atau seperti benang, hingga kemungkinan menangkap serbuk sari yang berterbengan menjadi lebih besar.
3.      Bunga seringkali tidak memiliki hiasan bunga (kelopak dan mahkota) atau kedua bagian bunga itu amat tereduksi, sehingga benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung kalau tertiup angin.
4.      Kepala sari tidak melekat erat pada tangkai sari.
5.      Tempat buna tidak tersembnyi.
b.      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogami). Penyerbukan dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air saja, baik yang hidup di air tawar ataupun di laut. Misalnya pada daerah rawa, sawah-sawahan, kolam (algae). Tetapi satu jenis tumbuhan yang berguna dan biji yaitu (Hyidrilla verticillata Presl.).
c.       Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy). Penyerbukan seperti ini yaiut binatang mengunjungi bunga tidak mempunyai maksud untuk menjadi perantara dalam hal penyerbukan, ,ereka bertujuan untuk mencari makan, misalnya bertujuan mencari madu, berbeda dengan bunga yang bersifat anemofili.

Bunga yang bersifat zoidiofili mempunyai cirri-ciri berikut :
1.      Mempunyai warna bunga yang menarik.
2.      Mempunyai sesuatu yang menarik atau menajadi makanan binatang.
3.      Serbuk sari serin bergumpal-gumpal dan berperekat, sehingga mudah menempel pada tubuh binatang yang mengunjungi bunga tadi.
4.      Mempunyai bentuk yang khusus, sehingga bunga dapat dikuknjungi oleh hewan-hewan tertentu saja.

Berdasarkan  golongan binatang, penyerbukan zoidiofili dapat dibedakan antara lain :
1.      Penyerbuka denga perantara serangga (entomophyly)
2.      Penyerbukan dengan perantara bururng (ornithophyly)
3.      Penyerbukan dengan perantara kelelawar (chiropterophyly)
4.      Penyerbukan dengan perantara siput (malacophyly)

















2.3 Bakal Buah
Bakal Buah adalah bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji (Ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (plecenta).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a.       Bakal buah menumpang (superus), yaitu jika bakal buah duduk diatas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga. Biasanya bakal buah yang menumpang kita dapati pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata, atau cekung dangkal sperti cawan.
b.      Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), yaitu jika bakal buah duduk pada dasr bunga yang cekung, jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah daripada tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c.       Bakal buah tenggelam (inferus), seperti pada b. tetapi seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala tadi.

Telah dikemukakan, bahawa pada suatu bunga mungkin terdapat lebih daripada satu putik, yang masing-masing terdiri atas satu daun buah. Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang tidak berlekatan satu sama lain. Dalam hal yan demikian dikatakan bahwa bakal buah atau putiknya bersifat : apokarp (pistillum apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas daun buah yang berlekatan satu sama lain, maka bakal bauh (putiknya) dinamakan senokarp (pistillum coenocarpum). Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan satu putik dengan satu ruang saja, disebut : parakarp (pistillum paracarpum), tetapi jika dari perlekatan dau-daun itu terbentuk putik dengan jumlah ruang yang sesuai dengan jumlah daun buahnya, maka bakal buah atau putik  yang demikian itu dinamakan sinkarp (pistillum syncarpum).

Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam satu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan :
a.       Bakal buah beruang satu (unilocularis), bakal buah yang beruang satu dapat tersusu atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga tumbuhan yang berbuah polong(leguminosae), dapat pula tersusun atas lebih daripada satu daun buah, misalnya pada bunag papaya (Carica papaya), Markisah (Passiflora quadrangularis).
b.      Bakal buah beruang dua (bilocularis). Bakal buah ini biasanya tersusun atas dua daun buah, seperti lazim terdapat pada  warga suku  Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
c.       Bakal buah beruang tiga (trilocularis). Bakal buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan, sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat, seperti terdapat pada warga suku getah-getahan (Euphorbiaceae).
d.      Bakal buah beruang banyak (multicolaris), yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah banyak ruang-ruang, seperti terdapat pada durian (Durio zibethinus Murr).

Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa ada bakal buah yang mempunyai satu ruang saja, tetapi ada pula yang mempunyai lebih daripada satu ruang. Jika dalam bakal buah terdapat lebih daripada satu ruang, maka bakal buah itu mempunyai sekat-sekatatau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi.

Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
a.       Sekat yang sempurna (Septum completus), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain.
Berdasarkan asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat dibedakan lagi dua macam :
1.      Sekat asli (septum), yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat kedalam yang lalu berubah menjadi sekat, misalnya pada durian (durio zibethinus).
2.      Sekat semu (septum spurious), yaitu jika sekat tadi bukan merupakan sebagian daun buah, tetapi misalnya terdiri atas suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Bakal buah dengan sekat semu dapat ditemukan misalnya pada kecubung (daturametel).
b.      Sekat yang tidak sempurna (Septum incompletes), yaitu sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain. Melihat asalnya sekat itu, maka seperti halnya dengan sekat yang sempurna, sekat yang tidak sempurna ini dapat pula berasal dari suatu bagian daun buah, dapat pula mempunyai asal yang lain.















BAB III
KESIMPULAN

3.1  Kesimpulan
Setiap tanaman yang berbunga menghasilkan buah. Dari buah mengandung biji yang nantinya akan menjadi individu baru. Buah merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi.
Baik buah sejati tunggal, buah sejati tunggal berdaging, buah sejati ganda maupun buah sejati bajemuk mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan buah itu sendiri.





















DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.2009. Pembungaan-penyerbukan dan pembuahan-tanaman.(Online).        
     Http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/30/pembungaan-penyerbukan-dan-pembuahan-    
     tanaman. Diakses, Minggu, 22 Mei 2011, Pukul 14.35 WIB

Tjitrosoepomo, Gembong.2003.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

Makalah Tentang Permainan Tradisional "Bola Bekel"

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)