Postingan

Menampilkan postingan dengan label buletin jumat

Khutbah Jumat: Empat Hal Penghambat Rezeki

Gambar
Khutbah Jumat: Empat Hal Penghambat Rezeki Buliten Jum`at   Ada empat hal penghambat rezeki yang bisa dipahami dari Khutbah Jumat berikut ini.   Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Segala puji kita panjatkan pada A

ISI KHUTBAH JUM’AT RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Gambar
ISI KHUTBAH JUM’AT RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM Buliten Jum`at Khutbah Jum’at bukan sekedar syarat sahnya suatu shalat Jum’at saja, akan tetapi lebih dari itu, ia memegang peranan penting bagi umat Islam. Syaikh Shalih al-Fauzân berkata: “Ringkasnya, khutbah Jum’at mengandung urgensi besar dalam Islam, karena memuat bacaan ayat-ayat al-Qur`ân, dan hadits-hadits Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , pengarahan-pengarahan yang bermanfaat dan nasehat yang baik serta alat pengingat terhadap sunnatullâh. Oleh karena itu, seorang khatîb dan jama`ah shalat harus memberikan perhatian kepadanya (khutbah)… “[al-Mulakhkhash :1/256] Kesempatan tersebut digunakan oleh Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan perkara-perkara penting dan mendasar dalam agama. Persoalan-persoalan yang menjadi titik perhatian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup dasar-dasar keimanan, pujian-pujian bagi Allah Azza wa Jalla , perintah bertakwa kepada-Nya, dakwah,

Haul untuk Melestarikan Kiprah Ulama dan Habaib di Indonesia

Gambar
Haul untuk Melestarikan Kiprah Ulama dan Habaib di Indonesia Masyarakat muslim Indonesia kebanyakan, khususnya dari kalangan NU, secara rutin mengikuti dan mengadakan peringatan tahunan wafatnya tokoh agama, yang kerap disebut dengan haul. Tradisi memperingati wafatnya leluhur dan tokoh masyarakat konon mengakar cukup kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Melalui haul, para mendiang sesepuh dan ulama yang telah tiada “dihidupkan” lagi di tengah masyarakat. Semisal pada bulan ini, banyak kalangan mengadakan peringatan haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kesembilan. Demikianlah dalam berbagai forum haul beliau, gagasan dan teladan Gus Dur terus digaungkan dan dilestarikan. Tokoh yang diperingati haul-nya selain dari mulai lingkup keluarga sendiri, kalangan kiai, juga dilaksanakan untuk kaum habaib. Banyak peringatan haul kalangan habib yang bisa kita ikuti tiap tahunnya. Di Jakarta misalnya, even seperti haul Habib Luar Batang, Habib Ali Kwitang, atau Habib Munzir

Kontestasi Pengaruh Kaum Habaib dan Arab Hadrami di Indonesia

Gambar
Kontestasi Pengaruh Kaum Habaib dan Arab Hadrami di Indonesia Membicarakan Islam di Indonesia tak lepas dari diskusi seputar orang-orang Arab Hadrami, yang mungkin sebagian dari mereka kita kenal sebagai kalangan habaib (habaib, salah satu bentuk plural dari kata habib). Dakwah Islam di negeri ini diwarnai dengan pengajaran, perjuangan serta gagasan dari mereka, baik yang penuh wawasan keilmuan, bahkan sampai yang mungkin kontroversial bagi kita. Eskalasi sosial kalangan habaib di Indonesia terhitung cukup meyakinkan. Majelis taklim dan maulid binaan para habib semakin menjamur, mereka banyak tampil sebagai pengajar atau muballigh. Sebuah artikel di Indonesia at Melbourne menyebutkan bahwa perpolitikan Jakarta yang memicu Aksi Bela Islam, membuat posisi kalangan habaib, khususnya habaib ibukota cukup disorot. Salah satu sosok habib yang diperbincangkan, siapa lagi jika bukan Habib Rizieq bin Syihab, yang menjadi “Imam Besar FPI” dan turut menginisiasi Aksi Bela Islam de

Rukun Khutbah Jumat

Gambar
Rukun Khutbah Jumat 1. Rukun khutbah yang pertama yaitu memuji Allah di kedua khutbah Rukun khutbah yang pertama ini disyaratkan dengan harus menggunakan kata hamdun, dengan lafad yang 1 akar kata misalnya alhamdu, ahmadu, dan nahmadu. Demikian juga dengan kata Allah, tidak cukup dengan hanya memakai asma Allah yang lain. Pelafalan yang benar adalah alhamdu lillah, nahmadu lillah, dan lillahi al-hamdu. 2. Rukun yang kedua adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad di kedua khutbah Di dalam pelaksanaan rukun khuthbah yang kedua, harus menggunakan kata al-shalatu, dan lafad yang 1 akar dengan kata tersebut. sementara untuk bagian asma Nabi Muhammad penyebutannya harus menggunakan isim dhahir, dan tidak boleh menggunakan isim dlamir atau kata ganti. 3. Rukun khutbah jumat yang ketiga yaitu berwasiat kepada ketakwaan di khutbah kedua. Rukun khutbah yang ketiga ini sebenarnya tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten. Prinsipnya adalah harus berisi setiap pesan yan

Orang-Orang Yang Paling Merugi Amalnya

Gambar
Orang-Orang Yang Paling Merugi Amalnya  KHUTBAH JUM’AT PERTAMA TENTANG ORANG-ORANG YANG PALING MERUGI AMALNYA إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْ

Membaca Lagi Jalan Dakwah Buletin Jumat

Gambar
Membaca Lagi Jalan Dakwah Buletin Jumat Setiap hari Jumat, kita kerap berjumpa dengan selebaran yang dibagikan cuma-cuma di serambi masjid. Seberapa sering Anda temui buletin Jumat di masjid-masjid sekitar Anda? Ketika pulang kampung, saya biasa mengikuti shalat Jumat di masjid salah satu pesantren kenamaan di Kota Malang. Biasanya tiap pekan rutin disediakan sekian eksemplar buletin Jumat. Dulu semasa kecil, saya dan teman-teman kerap iseng mengambilnya untuk bermain pesawat-pesawatan sepulang Jumatan. Tentu seiring bertambah usia hal itu tak berlanjut lagi. Buletin Jumat ini bernama Al Huda, yang konon usianya kini sudah nyaris dua dekade. Setahu saya, distribusinya meluas utamanya di daerah Malang Raya. Beberapa masjid di Kota Malang turut melanggan buletin ini. Beberapa teman saya di pesantren mengoleksi tiap edisinya, malah ada yang menjadikannya bundel tahunan untuk aset pribadi. Saya tidak cukup mengikuti perkembangan buletin Jumat untuk lingkup Malang Raya, al

Model Dakwah Islam Televisi dan Islam Nusantara

Gambar
Model Dakwah Islam Televisi dan Islam Nusantara Model dakwah islam di televisi selalu ramai. Di satu sisi, dakwah pesantren ala Islam di Nusantara pun selalu menggema. Bagaimana melihat dua fenomena model dakwah islam ini? Belakangan, semakin banyak program acara televisi tanah air yang memuat aktivitas dakwah keislaman. Acara tersebut biasanya berupa ceramah yang semi formal semacam “Damai Indonesiaku” di TV One yang menghadirkan beberapa penceramah, maupun program acara yang bentuk ceramahnya lebih santai seperti “Mamah dan Aa’ Beraksi” di Indosiar. Dalam acara tersebut biasanya disertai dengan sesi tanya jawab antara jama’ah dengan penceramahnya (baik yang hadir secara langsung maupun pendengar setianya di televisi melalui telepon). Dalam melihat fenomena tersebut, banyak kalangan muslim yang memandang maraknya aktivitas dakwah di layar kaca sebagai sesuatu yang positif. Menurut mereka, Islam sudah mulai banyak diterima dan dicintai di mana-mana. Akan tetapi, kalau