Cerita Nabi Muhammad SAW Keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW
Cerita Nabi Muhammad SAW ini merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya yang berjudul Nabi Muhammad s.a w menjadi suami Siti Khadijah

Dalam keadaan yang demikian, ada seorang tua diantara mereka yang mencegah agar jangan berebutan, karena hal itu akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Dan ia pun memberi pandangan, lebih baik mencari seorang hakim yang untuk memutuskan masalah ini dan supaya memilih siapa saja yang pertama masuk ke masjidil haram di pagi hari, maka orang itulah dijadikan hakim.
Rupanya mereka menyetujui pendapat orang tua itu dan keesokan harinya ternyata yang pertama masuk masjid itu adalah Muhammad s .a. w. Maka kepada beliaulah masalah itu diadukan dan agar mau mengatur secara adil serta bijaksana, agar tidak terjadi perselisihan diantara mereka. Setelah ditemukan jalan keluarnya, kemudian beliau menghamparkan sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad diatasnya.
Setelah itu juga beliau menyuruh pemuka-pemuka Quraisy untuk mengambil setiap sudut kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Dengan jalan demikian, tiadalah perselisihan diantara mereka dan atas keputusan Muhammad s.a.w itu mereka merasa puas, karena mereka yang menggotong batu itu, masing-masing merasa menjadi orang mulia. Sejak itulah orang-orang Quraisy memberikan kepada Muhammad$.a.w gelar “Al-Amin”. Mereka mempercayai Nabi Muhammad s a w sebagai hakim yang adil dan bijaksana serta dapat mencegah timbulnya perselisihan diantara mereka. Hanya saja mereka membenci dan memusuhinya, karena beliau selalu saja melarang mereka untuk menyembah berhala yang dipuja-puja mereka dan nenek moyangnya
Komentar
Posting Komentar