MENGIKUTI HAWA NAFSUBAHAYA

MENGIKUTI HAWA NAFSUBAHAYA 

Oleh: Tgk JUNAUDI, SHI
ALLAH telah menjadikan bagi jasad manusia ada had (rob), akal dan nafsu. Ketiga-tiga ini mempunyai peranan atau fungal yang tersendiri dan berbeda di antes satu sama lain. Dalam diri manusia selalu berkolaborasi antara nafsu, akal, dan hati nuranf. Manusia tanpa salah satu diantara kedge hall tersebut, bukan lagi seorang manusia. Hal inilah yang menjadi prinsip dasar perbedaan antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun kali ini kite hanya membicarakan satu saja yaitu nafsu.

Hasil gambar untuk gambar BAHAYA MENGIKUTI HAWA NAFSUKate Nafsu mengandung beberapa makna jiwa, did, nafsu, sukma, dab). Namun yang berkaitan dalam pembahasan ini hanya ada due makna saja , pertama yang mencakup emosi atau amarah dan ambisi atau hasrat dalam did manusia manusia (biasa disebut (nafsu"). Makna inilah yang bless. digunakan pare abli tasawuf , karena mereka mengartikan kata nafsu nafsu sebagai sesuatu sifat yang tercels pads did manusia,      Itulah   sebabnya                   mereka
mengharuskan untuk melawan, mengendalikan haws nafsu atau pun mengekangnya.

Nafsu berperanan untuk berkehendak akan sesuatu, kepada perkara yang baik maupun yang buruk. Tetapi tablet asalnya lebih cenderung kepada kejahatan daripada kebaikan, hat ini sebgaimana tersebut dalam firman ALLAH: " Sesungguhnya nafsu itu sangat menyuruh berbuat kejahatan". (Yusuf: 53).

Imam Al-Ghazali dalam'kitabnya Ihya ulumiddin menyebutkan bahwa ada 3 sifat nafsu yaitu masing-masing:

1.Nafs al-Ammaarah al-Suu' (nafsu yang mengajak kepada keburukan), yaitu: Ketika iman kalah dibandingkan dengan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut lebih banyak berbuat yang buruk daripada yang baik. Mereka inilah yang hawa nafsu sepenuhnya telah menguasai diri manusia. Segala sesuatu didasarkan hanya kepada nafsu semata. Apabila sesuai dengan hawa nafsunya maka itu yang dia lakukan. Apabila kebenaran Allah yang mutlak tidak sesuai dengan kriteria nafsunya maka dia akan berdalih seribu cara untuk tidak mengakui kebenaranNya. Padahal pads hakikatnya mereka itu telah dihiasi -oleh syaitan, sehingga memandang indah keburukan mereka dan merekapun menuruti hawa nafsu tanpa bukti (hujjah syar'iyyah) dari Rabb mereka sebagaimana firman-Nye :

"Matra apakah orang yang berpegang pads keterangan yang datang dari Tuhannya same dengan orang yang syaitan menjadikan dia memandang
baik perbuatannya dan mengikuti hawa nafsunya". (QS. Muhammad 14)
Manusia dalam golongan ini tidak akan pernah punya perasaan bersalah dan selalu merasa benar dan ingin menang sendiri karena hawa nafsu tidak pernah berpikir tentang akibat clan efek dari perbuatan yang dilakukan

2,Nafs al-Lawwamah (nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri), yaitu: Ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya. Ketika telah melakukan perbuatan jahat, ada kemungkinan akan timbul rasa menyesal dan bersalah dalam dirinya dan timbul hasrat untuk memohon ampunan. Namun demikian, ada kemungkinan ia akan mengulangi lagi perbuatan jahatnya di waktu yang lain,ManLisia pads golongan kedua ini akan mampu mengendalikan hawa nafsu apabila dia selalu berusaha untuk menundukkan hawa nafsu dan selalu menghadirkan rasa penyesalan dan bertobat etas segala doss-doss, dengan bertafakkur dan munajah kepada Allah serta memperbanyak amalan-amalan sunat serta memperdalam ilmu-ilmu yang agama yang berkaitan dengan akhlak dan aural shaleh. Hal ini sebagaimana Allah SWT berfirman.

"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganianya dirinya kemudian ia memohon ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS/ An-nisak: 110)

3.Nafs al-Muthmainnah (nafsu yang tenang), yaitu: Ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk. Dengan kata lain mereka yang mampu menguasai terhadap hawa nafsunya. Manusia golongan ketiga ini cenderung berbuat baik di setiap kesempatan. Ini adalah kondisi ideal manusia, dimana akal mampu mengendalikan nafsu dan membawanya pads hal-hal yang positif sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya.. Ini golongan orang-orang yang mendapat panggilan khusus dari Allah SWT sebagaimana firmannya: Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhainya. Masuklah dalam golongan hambaku. Dan masuklah dalam surgaKu. (QS. Al-Fajr: 27-30)

Amat beret kerusakan yang ditimbulkan oleh hawa nafsu dan syahwat karena dapat merusak dunia dan agama bahkan merusak tatanan kehidupan manusia akibat hatinya tidak lagi dapat mengegal yang ma'ruf tidak pule mengingkari yang mungkar bahkan sesuatu dianggap benar apabila sesuia dengan hawa naf-,unya, sebagaimana firman Allah S WT:

"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumf ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan         kepada mereka
kebanggaan (At Qur'an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu" (QS. Al Mu'minuun :71)

Imam Al-Gazhali mengingatkan bahwa nafsu yang selalu dibantu oleh syaitan menggoda manusia di dunia ini melalui berbagai cara. Sesungguhnya manusia tidak akan mampu memuaskan hawa nafsu kecuali ajal datang menjemputnya. Nabi Muhammad SAW

bersabda: "Andai kata manusia itu memiliki emas satu lemba.li, niscaya ingin memiliki satu lembah lagi. 'ridak ada yang dapat mengisi mulut (hawa nafsu) -nya melainkan tanah (maul). Dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat kepada-Nye." (H.R. Bukhari). Dalarn ajaran Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh, melainkan untuk dijaga dan di kawal. Allah membuat aturan untuk menyalurkan hawa nafsu melalui jalur syariat.Memerangi hawa nafsu adalah perbuatan yang sangat berat. Bahkan Rasulullah menganggap jihad kubra (bestir) yaitu peperangan melawan hawa nafsu. Jihad dan perang fisik melawan kafir yang memerangi Islam Nabi Muhammad menganggap itu jihad yang kecil, karena musuh yang menjadi sasaran sifatnya nyata. Tapi jihad melawan nafsu yang menjadi musuh tidak nyata karena musuhnya adalah diri sendiri. Balasan Allah


kepada orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu maka diakhirat akan menjadi penghuni surge Allah. Semoga kits termasuk dalam golongan ini. Amiiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

Makalah Tentang Permainan Tradisional "Bola Bekel"

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)