RENUNGANSIKAPHIDUP MUSLIM

RENUNGANSIKAPHIDUP MUSLIM


Dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, marilah kita merenung sejenak dengan mengkaji kembali firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Qashash/28 : 77 yang berbunyi :
Hasil gambar untuk gambar renungan kehidupanArtinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Pada firman Allah ini, Allah menegaskan bahwa sikap hidup seorang muslim dalam menghadapi kehidupan duniawi itu ada 3 (tiga) hal, yaitu :

1) Keseimbangan;

Melakukan keseimbangan antara amal perbuatan untuk kebahagiaan duniawi dengan amal perbuatan untuk kebahagiaan ukhrawi. Artinya kekayaan, pekerjaan dan sebagainya yang merupakan nikmat yang diperolehnya, haruslah dipergunakannya untuk kehidupan ukhrawi. Tidak boleh larut dalam mengusaha-kan kehidupan dunawi, tetapi tidak pula tenggelam untuk memikirkan kehidupan ukhrawi.

2) Berbuat Ihsan;

Ihsan menurut arti sesungguhnya, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya : “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, apabila engkau tidak melihatn-Nya, sesungguhnya Dia melihat engkau”. (HR. Bukhari).Ihsan sesungguhnya mempunyai makna lebih luas, dari perkara berbuat baik, menurut pengertian biasa dan mencakup berbagai macam kelebihan, keindahan, kebaikan dan sebagainya dan berlaku dalam berbagai bidang hubungan dan kehidupan, seperti : ihsan pada Allah, ihsan kepada sesama manusia, dan ihsan pada makhluk lain.

3) Tidak melakukan kerusakan;


Dalam hal ini dimaksudkan sebagai seorang muslim tidak boleh (dilarang oleh Allah) melakukan perbuatan yang menimbulkan kerusakan sampai kebinasaan di bumi Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN CABAI