Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut Alami Cedera Otak Parah
Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut Alami Cedera Otak Parah
Mahasiswa asal Amerika Serikat (AS) yang dibebaskan Korea Utara (Korut) setelah sempat di penjara selama 17 bulan mengalami cedera otak yang parah. Pihak dokter mengatakan saat ini ia tengah dalam keadaan "tidak responsif tetapi tetap terjaga".
"Otto Warmbier dalam kondisi stabil namun tidak menunjukkan tanda-tanda memahami bahasa, menanggapi perintah lisan atau menyadari situasi disekitarnya," kata Dr. Daniel Kanter, direktur medis unit perawatan intensif neuroscience di University of Cincinnati Medical Center.
"Dia belum berbicara. Dia tidak melakukan gerakan atau tindakan," imbuh Kanter pada sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/6/2017).
Dokter mengatakan tidak ada tanda-tanda botulisme dalam sistem saraf Otto Warmbier. Kanter mengatakan bahwa Warmbier telah menderita kehilangan jaringan otak di seluruh wilayah otak. Namun dia menolak untuk mendiskusikan hasil pemeriksaan Warmbier atas permintaan keluarganya.
Kanter mengatakan meskipun dokter tidak memiliki informasi tentang jenis perawatan medis yang diterima Warmbier saat berada di Korut, mereka menerima gambar MRI dari negara itu tertanggal April 2016. "Berdasarkan gambar tersebut, dokter memperkirakan cedera otak kemungkinan terjadi pada minggu-minggu sebelumnya," katanya.
Dokter mengatakan tidak ada bukti bahwa Warmbier menderita patah tulang.
Warmbier yang berasal dari Wyoming, Ohio, telah mengalami koma sejak Maret 2016. Kondisi itu terjadi tak lama setelah dia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa di Korut, seperti dikatakan oleh pihak keluarganya. Ia tiba di AS pada Selasa lalu.
Ia ditangkap karena mencoba mencuri barang yang mengandung slogan propaganda, sperti dilaporkan media Korut. Ia mengunjungi Korut dengan sebuah kelompok tur.
Pada hari Kamis, Korut mengatakan bahwa mereka melepaskan Warmbier atas dasar kemanusiaan.
Komentar
Posting Komentar