Pertanian Deteksi jenis kelamin pala (jantan dan betina) dapat dilakukan pada stadia biji atau semai. Deteksi dengan mengamati bentuk biji, percabangan, posisi daun serta perakaran. Penting untuk mengetahui jenis kelamin pada benih pala secara dini. Tujuannya agar dapat memberikan jaminan bahwa tanaman yang ditanam di kemudian hari menghasilkan buah.
Peneliti pemuliaan tanaman dari Balittro, Balitbangtan, Sri Wahyuni dan Nurliani Bermawie, mengungkapkan ada beberapa teknik untuk mengetahui jenis kelamin benih pala jantan dan betina berbasis kearifan lokal petani dari berbagai daerah. Teknik-teknik tersebut dilakukan pada stadia biji dan benih yang telah berkecambah di pembibitan.
Pala (Myristica fragrans Hoult.) termasuk tanaman rempah yang berasal dari Kepulauan Maluku, berupa pohon dan menghasilkan buah. Pala merupakan tanaman berumah dua, yaitu tanaman pala jantan dan betina terpisah dalam pohon yang berbeda. Namun demikian, dapat juga dijumpai tanaman yang bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon yang sama (monoecious).
Perbanyakan tanaman pala umumnya menggunakan biji. Perkecambahan biji memerlukan waktu 1-3 bulan, dan siap tanam ke lapang setelah berumur 1 tahun. Tanaman pala mulai berbuah paling cepat umur 3 tahun setelah tanam, namun pada umumnya tanaman pala asal biji mulai berbuah pada umur 5–7 tahun. Umur produktif dapat mencapai lebih dari 100 tahun.
Sortasi Buah/Biji Pala untuk Benih.
Biji pertanaman yang digunakan untuk benih harus mempunyai kualitas yang baik, memenuhi mutu fisik, fisiologis, dan mutu genetis. Mutu fisik yaitu benih tidak keriput, tidak pecah, tidak menunjukkan adanya serangan hama/penyakit. Mutu fisiologis yaitu benih mampu tumbuh bila dikecambahkan/disemai. Mutu genetis berkaitan dengan varietas, asal usul induk benih. Benih yang telah dikeluarkan dari buah dan fulinya kemudian disortir untuk memperoleh benih ayng benar-benar telah tua untuk dapat dikecambahkan. Biji pala yang masih muda umumnya belum dapat digunakan untuk benih dan bila dikecambahkan tidak tumbuh.
Perkecambahan Benih
Sebelum perkecambahan, ada tahapan seleksi buah, fuli dan biji yang harus dilakukan. Seleksi buah yaitu buah dipilih yang matang petik, ditandai oleh buah yang telah terbelah, dan bebas dari hama dan penyakit. Seleksi fuli yaitu buah dibelah, dan dipilih biji yang memiliki fuli tebal, berwarna merah tua, mengkilap dan bebas hama dan penyakit. Seleksi biji yaitu biji dipilih yang berwarna cokelat tua, mengkilap, bulat dan besar, bebas hama dan penyakit.
Perkecambahan benih pala dilakukan pada media pasir lembap atau campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1), atau tanah: pasir: pupuk kandang (1 : 1 : 1). Perkecambahan yang biasa dilakukan menggunakan bak atau plastik diisi pasir, serbuk gergaji dan serbuk sabut kelapa, kemudian diaduk secara merata. Untuk mempercepat perkecambahan, tempurung pala diketok/dibelah pada bagian pangkal biji dengan tidak merusak daging bijinya. Selanjutnya bak ditutup dengan karung goni atau kertas koran untuk menjaga kelembapan. Setelah 4 minggu benih dipindahkan ke polybag.
Deteksi Pala Jantan dan Betina pada Stadia Biji
Bila diperhatikan, bentuk ujung benih pala ada yang lancip, agak membulat bahkan ada tonjolan di ujungnya. Berdasarkan keterangan beberapa petani penangkar benih pala di Kepulauan Ternate, Jawa Barat, dan Sumatra Barat, benih yang mempunyai tonjolan (seperti tanduk) di ujungnya, akan tumbuh menjadi pala jantan. Benih yang akan tumbuh menjadi pala betina mempunyai ciri pada bagian kedua sisinya berbentuk mulus atau rata dan tidak ada bagian yang menonjol. Pada tanaman pala dengan tipe biji demikian, berdasarkan kearifan lokal, biji yang akan tumbuh menjadi jantan akan memiliki tanduk yang lebih jelas/lebih menonjol, sedangkan pada biji yang berkembang menjadi pala betina ukuran tonjolannya sesuai rata-rata.
Deteksi Pala Jantan dan Betina di Persemaian.
Berbasis kearifan lokal dari berbagai daerah seperti Maluku Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Lampung, benih yang diperkirakan akan tumbuh menjadi pala betina mempunyai pertumbuhan percabangan hampir mendatar/cenderung horizontal, posisi daun pada cabang agak mendatar sampai agak merunduk, ukuran daun agak besar dan lebar. Sedangkan benih pala jantan tidak mempunyai percabangan, namun sudut cabangnya sempit/lancip, sehingga pertumbuhan tajuk cenderung tegak ke atas, posisi daun pada cabang agak tegak, daun terlihat lebih langsing. Bila dilihat dari perakarannya, biasanya akar yang terbentuk adalah akar tunggang lurus, dengan akar lateral yang kecil-kecil lembut
Komentar
Posting Komentar