Pengertian bimbingan kelompok

Pengertian bimbingan kelompok
        Menurut Mortensen & Schmuller, (dalam Prayitno, 2004:94) menyatakan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dnegan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. 
Menurut Sukardi (2002:18) bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi mandiri. Gazda (dalam Prayitno, 2004:309) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.
           Layanan bimbingan kelompok menurut Sukardi (2002:48) yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Hallen (2005:80) layanan bimbingan kelompok yaitu:
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) dan/ atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/ atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/ atau tindakan tertentu.
Menurut Damayanti (2012:40) bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta didik/siswa yang dilakukan pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak.  Menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012:40) defenisi bimbingan kelompok adalah salah satu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. 
Dapat disimpulkan bahwa pengertian layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang diberikan dalam suasana kelompok dimana didalamnya terdapat pemimpin kelompok (Guru Pembimbing/ Konselor) dan anggota kelompok yang bertujuan untuk membahas masalah-masalah umum yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan berguna untuk mengembangkan pengetahuan siswa.
b)    Tujuan bimbingan kelompok
        Tujuan layanan bimbingan kelompok tidak jauh berbeda dengan tujuan layanan yang lainnya yaitu untuk memberikan pemahaman kepada individu, membantu individu dalam mengatur kehidupannya dan bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan dengan berani menanggung semua konsekuensi yang akan ada.
         Menurut Hallen (2005:81) layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama dari Guru Pembimbing atau guru kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (dalam Damayanti,2012:41) tujuan layanan bimbingan kelompok adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Tohirin (dalam Damayanti,2012:41) dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
        Pertama adalah tujuan layanan bimbingan kelompok secara umum. Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengambangan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi  peserta layanan (siswa). Kedua, tujuan layanan bimbingan kelompok secara lebih khusus layanan  bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah umum yang dihadapinya dan melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi.

c)    Tahap-tahap bimbingan kelompok
Menurut Prayitno (dalam Damayanti, 2012:46) Ada empat tahapan bimbingan kelompok sebagai berikut :

1)    Pembentukan
Pada tahap ini para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan atau harapan-harapan yang ingin dicapai oleh sebagian maupun seluruh anggota kelompok, memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. 

2)    Peralihan
Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;
Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya;
Membahas suasana yang terjadi;
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;
Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama
Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.

4)    Pengakhiran 
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
Membahas kegiatan lanjutan.
Mengemukakan pesan dan harapan.
d)    Asas bimbingan kelompok
    Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terdapat asas-asas diantaranya sebagai berikut:
Asas keaktifan, yaitu semua anggota kelompok harus aktif dalam memberikan pendapat ketika pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berlangsung.
Asas keterbukaan, yaitu anggota kelompok bebas memberikan pendapat, ide dan saran tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan tanpa ada rasa malu dan ragu.
Asas kenormatifan, yaitu semua anggota kelompok harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam kegiatan kelompok.
e)    Teknik-teknik bimbingan kelompok
Beberapa teknik bimbingan kelompok menurut Tohirin (dalam Damayanti,2012:43) yaitu:

Program home room, Program ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.
Karyawisata, Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggungjawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
Diskusi kelompok, Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggungjawab dan harga diri.
Kegiatan kelompok, Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggungjawab dan rasa percaya diri.
 Organisasi siswa, Melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
Sosiodrama, Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. 
Psikodrama, Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
Pengajaran remedial, Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

Makalah Tentang Permainan Tradisional "Bola Bekel"

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)