Perkembangan media penyiaran




BAB I

PENDAHULUAN




I.1 Latar Belakang

Perkembangan  media penyiaran di Indonesia saat ini tergolong pesat dengan banyaknya bermunculan lembaga televisi dan radio. Khalayak mendapatkan  banyak alternatif  siaran televisi dan radio untuk mendapatkan informasi,  pendidikan  dan hiburan.  Akan tetapi,  lembaga  stasiun  penyiaran televisi dan radio tersebut sebagian besar berupa lembaga penyiaran swasta komersial yang lebih menekankan pada keuntungan finansial (profit oriented), sehingga materi siaran lebih banyak berupa hiburan, iklan dan sangat sedikit memberikan   materi   tentang   pendidika masyarakat.   Lembag penyiaran publik seperti RRI dan TVRI seharusnya  mewadahi  kebutuhan  komunikasi, informasi dan pendidikan masyarakat. Akan tetapi selama pemerintahan Orde Baru justru lebih banyak menyuarakan kepentingan pemerintah (penguasa).
Menurut Hadi, salah satu bentuk media massa yang potensial  untuk mendukung   pemberdayaan   masyaraka adalah   radio.   Media   siaran   ini memiliki kemampuan tinggi untuk mengantar dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada di tempat yang terpencar, tersebar luas, sampai ke tempat-tempat jauh terpencil
dan  sulit  dicapai  angkutan  umum  





1








Dengan   dikeluarkanny Undang-undang   Nomor   32   Tahun   2002 tentang Penyiaran, lembaga penyiaran dibagi menjadi, lembaga penyiaran komunitas,   lembag penyiaran   publik,   swasta   dan   berlangganan.   UU Penyiaran memberikan kewenangan terhadap komunitas untuk menyelenggarakan penyiaran, asalkan memenuhi ketentuan bahwa siaran komunitas tersebut bersifat independen, tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.
Penyelenggaraapenyiaran komunitas ditujukan untuk mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa. Sebagai media siaran yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk komunitas itu sendiri, seyogyanya radio komunitas dapat berperan  maksimal  sebagai  media  informasi,  pendidikan  dan  hiburan  yang
dibutuhkan (

Selai itu   karakte dari   lembaga   penyiaran   komunitas   adalah hubungan langsung dan intensif antara lembaga penyiaran dengan komunitas, serta adanya partisipasi anggota komunitas dalam perencanaan program, produksi,  pembiayaan,  dan dalam mengevaluasi  kinerja  lembaga  penyiaran. Maka di introduksilah konsep local consultative forum atau community based communication center. Forum warga untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan komunitas (Sudibyo, 2004 : 235).








Dunia radio saat ini didominasi  oleh siaran yang lebih menonjolkan informasi/berita (news) dan hiburan (entertainment). Akibatnya masyarakat dilayani oleh media yang isi siarannya berorientasi pada keuntungan finansial tanpa mempertimbangkan aspek moral, etika, budaya, dan kepribadian masyarakat. Meskipun ada program bernuansakan pendidikan dan agama, prosentasenymasih di bawah 10%. Bahkan di bulan Ramadhan pun, acara berorientasi hiburan mendominasi di semua televisi dan radio. Dominasi radio komersial juga mengakibatkan termarginalnya lembaga lain, khususnya radio komunitas. Padahal lembaga ini memiliki potensi dan andil yang cukup besar dalam membentuk kepribadian manusia (Musyafak, 2009: 2).
Selain dengan dominasi radio komersial, umat Islam juga dihadapkan pada mengudaranya radio non muslim baik secara legal maupun ilegal yang menyampaikan  misinya.  Hal  ini  tentunya  menjadi  tantangan  dakwah  yang tidak boleh  diabaikan  begitu  saja. Oleh karena  itu kehadiran  radio dakwah yang bisa memberikan pencerahan kepada umat sangat diperlukan.
Di  Ibukota  Jawa  Tengah  sudah  sangat  banyak  stasiun  radio.  Ini memberi  indikasi bahwa radio mendapat  tempat di hati masyarakat,  karena Semarang  mayoritas  penduduknya  beragama  Islam,  tentu  menjadi pertimbangan tersendiri bagi radio-radio yang ada, sehingga acara-acara yang disajikan tidak lepas dari masalah keagamaan khususnya siaran dakwah Islam. Kini hadir satu lagi media broadcast yang merupakan kebanggaan tersendiri bagi umat Islam yaitu, Radio Dais yang mengusung motto Terdepan Dalam Dakwah  Dan  Nada yang  didirikan  pada  tanggal  22  Septembe 2006.








Tumbuhnya media Islam tersebut diharapkan dapat menjalankan aktifitas dakwahnya dalam memberdayakan umat Islam. Seiring dengan perkembangan waktu dan semangat dakwah, Radio Dais mengalami kemajuan pesat.
Awal mula didirikannya radio ini adalah atas dasar berdirinya Masjid Agung Jawa Tengah, kurang lengkap rasanya jika tidak didirikan media penyiaran yang menunjang syiar Islam. Radio yang bertujuan menyiarkan dakwah Islam, di tengah hiruk-pikuk tayangan televisi yang mulai dirasakan kemadharatannya,  dan  selalu  berusaha  menjadi  terdepan  dalam menyampaikan  nada  dan  dakwah  kepada  umat  Islam.  Oleh  karena  itu,  di dirikan Radio Dais (Dakwah Islam). Radio terletak tepat di dalam Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Radio ini memberikan  berbagai macam informasi agama, sosial, ekonomi dan hiburan yang Islami.
Dalam penyiarannya,  Radio Dais bukanlamedia massa yang netral akan tetapi lebih memihak dan membela umat Islam. Di samping itu Radio Dais bukanlah lembaga atau organisasi yang berorientasi kepada keuntungan materi semata, namun lebih bersifat sosial dan semata - mata untuk melakukan syi’ar dakwah Islamiyah di era informasi.
Dakwah  Radio  Dais  dengan  memanfaatkan   ruang  publik  melalui media radio juga menemui berbagai tantangan. Selain harus bersaing dengan radio komersial maupun   radio komunitas yang lain untuk menarik perhatian pendengar  yang  heterogen,  masalah  pendanaan  seperti  untuk  biaya operasional  dan maintenance  peralatan  yang harus dikeluarkan  setiap bulan juga menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja.








Tidak  kalah  peliknya  saat ini radio  harus  bersaing  dengan  berbagai media yang lain untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya.  Misalkan untuk musik,   saat   ini   kemajuan   teknologi   telah   sedemikian   maju   sehingga memberikan banyak pilihan bagi orang dalam menikmatinya. Diantaranya, melalui media televisi, CD player, MP3, Ipod, dan lain sebagainya. Orang bisa memutar musik sesuai seleranya masing-masing. Hal ini membuat radio komunitas semakin banyak ditinggalkan pendengarnya. Dengan demikian peluang  orang mendengarkan  acara dakwah  melalui  radio menjadi  semakin kecil.
Dalam hal ini Radio Dais dituntut mampu menemukan strategi tepat untuk bertahan  dan semakin  berkembang  pesat dalam rangka  mensyiarkan nilai-nilai  Islam,  dan  mengharuskan  Radio  Dais  menempatkan  diri  dalam posisi yang tepat, sesuai dengan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, serta tantangan dan peluang dari lingkungan diantara lembaga sejenisnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai strategi yang digunakan Radio komunitas Dais 107.9
FM untuk memperoleh simpati pendengar.




I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan  permasalahan,   yaitu:  Bagaimanaka strategi  yang  diterapkan Radio Dais untuk  memperoleh simpati pendengar?








I.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan  dari  penulisan  skripsi  ini  adalah  untuk  mengetahui bagaimanakah strategi yang diterapkan Radio Dais untuk memperoleh simpati pendengar.
Sedangkan  manfaat  yang  diharapkan  dari  penulisan  skripsi  ini antara lain:
1.   Secara  teoritis,  hasil  penelitian  ini  dapat  menambah  khasanah  dalam bidan ilm dakwa dan   komunikasi   dalam   memajukan   dakwah Islamiyah.
2 Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi para pelaku dakwah (da’i), baik secara perorangan maupun kolektif dalam  merumuskan  strategi  yang  paling  tepat  untuk  mengatasi problematika  dakwah yang ada di masyarakat  khususnya  melalumedia radio.
I.4  Tinjauan Pustaka

Strategi  dakwah  bukanlah  tema  yang  baru  dalam  penelitian  ilmu dakwah, biarpun demikian berdasarkan penyusuran penulis terhadap literatur yang sudah ada, belum satupun ditemukan penelitian yang membahas Strategi Radio Komunitas Islam dalam memperoleh simpati pendengar. Adapun penelitian yang membahas strategi dakwah diantaranya adalah:
1.   Skripsi yang berjudul Strategi Dakwah Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) Melalui  Radio  MTA  107.9  FM  Surakarta”,  oleh  Nur  Ariyanto  (2010) Dalam  penelitianny menganalisi data  dalam  penelitian   ini,  penulis








menggunakan  metode  analisis  deskriptif  dengan  kesimpulannya menunjukkan bahwa strategi dakwah yang dipakai oleh radio MTA adalah strategi adaptif di mana untuk memenangkan  persaingan dengan strategi adaptif ini,  radio  MTA sangat menekankan pada fleksibilitas dan inovasi. Oleh karena itu Radio MTA FM senantiasa  mengamati  dan mengawasi media lain. Strategi Diferensiasi merupakan strategi yang dipakai sebuah organisasi  bila  ingin  bersaing  dengan  pesaingnya  dalam  hakeunikan produk   da jasa   yan ditawarkan.   Strateg diversifikasi   perluasan jangkauan siaran dengan memanfaatkan beberapa teknologi baru.
Adapun perbedaannya Dais menggunakan strategi komunikasi, strategi penyiaran radio, strategi pemasaran.
2.   Skripsi yang berjudul Teknik Dakwah Melalui Elektronik dan Tanggapan Pendengar  (Studi Kasus Pendengar  Prima Jepara)”,  oleh Ida Maimunah (1977).  Pendekatan  yang  dipakai  dalam  penelitian  ini yaitu  pendekatan deskriptif.  Hasil  penelitiannya  menunjukkan  bahwa  masyarakat memberikan respon positif terhadap pola-pola dakwah yang didesain  oleh Radio  Prima  Jepara  damenjadi  salah  satu  sumber  pengetahuan  baru dalam memahami agama Islam.
3.   Skripsi  yang  berjudul  Dakwah  Islam  Melalui  Media  Radio  (Analisis terhadap  program siaran dakwah Islam di Radio CBS 95,9 FM Slawi)yang di susun oleh Kurniati (2006). Teknik analisis yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah teknik analisis induksi. Adapun hasil dari penelitian  ini menyatakan  bahwa CBS 95,9 FM Sebenarnya  merupakan








stasiun radio yang berorientasprofit tetapi melakukan  kegiatan dakwah juga melalui siarannya.  Dalam melakukan  peran dakwah tersebut Radio CBS 95,9 FM Slawi mengemasnya dengan berbagai cara. Dari segi penggarapan kreatifitas program siaran dakwahnya dikelompokkan dalam insert  program,  spesial  program,  dan  reguler  program.  Sedangkan  dari bentuk  format  program  siaran  dakwah  Islam  dapat  digolongkan  dalam format monologis, format dialogis, format musik dan format uraian yang diselingi musik.
Berdasarkan  beberapa  penelitian  tersebut,  sebagai  bahan  perbandingan yang  sudah  teruji  kashahihannya,  maka  peneliti  lebih  menitik  beratkan pada kajian Strategi Radio Komunitas Islam Dalam Memperoleh Simpati Pendengar (Studi pada Radio Komunitas Dais 107.9 FM)”.
I.5  Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian  dalaskripsi  ini  merupakan  jenis  penelitian  kualitatif, yaitu  prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2002: 4). Adapun spesifikasi penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Isac dan Michael mengatakan   bahwa   penelitian   deskriptif   bertujuan   untu melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi bidang tertentu   secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2005: 22).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa  dan tidak  berupaya  mencari  atau  menjelaskan  hubungan,








tidak pula untuk menguji hipotesis ataupun membuat prediksi. Penelitian deskriptif  bertujuan  untuk  menggambarkan  secara sistematik  dan akurat mengenai fakta dan karakteristik tentang populasi atau bidang tertentu.
Dengan metode inilah penulis akan memaparkan secara detail bagaimana strategi yang digunakan Radio Dais dalam memperoleh simpati pendengar di Semarang.
2. Definisi Konseptual

Agar konsep-konsep  yang akan diteliti jelas dan tepat, maka perlu dirumuskan definisi konseptual sebagai berikut :
a)    Strategi  merupakan  pilihan-pilihan  tentang  bagaimana  cara  terbaik untuk mengembangkan sebuah organisasi. Pilihan-pilihan tersebut diintegrasikan dan dikoordinir kemudian dirancang untuk mengeksploitasi  kompetensi  inti  (core  competence)  untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Strategi pada hakikatnya merupaka perencanaa (planing)   dan  manajeme (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan itu strategi tidak  berfungsi  hanya  sebagai  peta  jalan  yang  hanya  menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2006: 32).
b)    Dalam UU Nomor 32 tahun 2002 pasal 21 radio komunitas diartikan sebagai lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial,   dengan   daya   pancar   rendah luas  jangkaua wilayah








terbatas,  serta  untuk  melayani  kepentingan  komunitasnya  (Komisi

Penyiaran Indonesia Daerah, 2009: 19). c)    Simpati Pendengar
Simpati adala rasa suka, rasa senang, rasa setuju akan sesuatu. Pendengar merupakan orang-orang yang loyal dan sangat bersahabat, di  banyak  kasus  pendengar  ini  memiliki  rasa  kekeluargaan  yang sangat kuat terhadap sebuah stasiun radio yang mereka dengarkan (Prayuda, 2005: 119). Jadi simpati pendengar diartikan sebagai orang yang loyal, bersahabat dan suka terhadap sebuah stasiun radio yang mereka dengarkan.
3.  Sumber data

Menurut   Suharsim Arikunto   :  Subyek   penelitian   merupakan sumber  dimana  data dapat  diperoleh.  Sumber  data dapat  berupa  benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya (Suharsimi, 2006: 128). Dalam penelitian ini adalah manajemen radio yang mana data-data diperoleh dari manajemen  Radio Dais. Adapun yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah permasalahan itu sendiri, yaitu strategi penyiaran yang diterapkan oleh Radio  Dais dalam memperoleh simpati pendengar.
I.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang akurat diperlukan adanya data yang tersusun dan valid, sehingga dapat mengungkapkan  permasalahan yang akan diteliti. Adapun metode dalam pengumpulan data skripsi ini adalah:








1 Metode Observasi (pengamatan)

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan  secara sistematis,  dengan prosedur yang berstandar (Suharsimi, 2006: 229). Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan menyaksikan langsung proses siaran dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan program acara yang disiarkan di Radio Dais.
2 Metode Dokumentasi

Dokumen  merupakan  catatan  peristiwa  yang  berlalu.  Dokumen bisa   berbentuk   tulisan,   gambar,   atau   karya-kary monumental   dari seseorang (Sugiono, 2009: 82). Adapun dokumen yang dimaksud dalam penelitia ini   meliputi,   profil   Radio   Dais,   struktur   organisasi   dan sebagainya yang ada di Radio Dais. Dokumentasi yang diperoleh di Radio Dais digunakan untuk melengkapi data penelitian.
3 Metode Interview (wawancara)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk  memperoleh  informasi  dari  sumbernya  (Kriyantono,  2006:  98). Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak struktur, yaitu wawancara   bebas   d man peneliti   tida menggunakan    pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan  datanya.  Pedoman  yang  di gunakan  hany berupa  garis- garis besar permasalahan  yang akan ditanyakan  (Sugiyono,  2008:  104). Untuk mendapatkan informasi mengenai strategi Radio Dais, peneliti melakukan wawancara dengan Direktur operasional  Radio Dais dan untuk








mengetahui  simpati  pendengar  peneliti  melakukan  wawancara  dengan beberapa pendengar (warga).
I.7  Teknik Analisis Data

Analisa data menurut pendapat Lexy J. Moleong adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009: 280). Analisa data bermaksud pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,  memberikan kode, dan mengategorikan dari catatan hasil interview, observasi dan yang lainnya.
Penelitia ini   bersifa deskriptif,   datany berupa   dat kualitatif, sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan seperlunya.
Tahap-tahap analisis:

1 Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
2 Mengedit seluruh data yang masuk

3 Menyusun   seluruh   data   yang   diperoleh   sesuai   dengan   sistematika pembahasan yang telah direncanakan.
4 Melakukan  analisa  seperlunya  terhadap  data  yang  telah  tersusun  untuk menjawab rumusan masalah sebagai kesimpulan.








I.8  Sistematika  Penulisan

Penelitian ini memuat lima bab termasuk pendahuluayang masing- masing berkaitan.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang akan dijadikan sebagai acuan langkah dalam penulisan skripsi ini. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II landasan teori yang berisi: Tinjauan tentang strategi, Tinjauan tentang   radio   komunitas,   Tinjaua tentan simpat pendengar Dakwah melalui radio komunitas.
Bab   III   penyajia hasil   Penelitia yang   meliputi:   Profil   Radio Komunitas  Dais  Semarang,  Sejarah  berdirinya  Radio  Dais,  Visi  dan  Misi Radio  Dais,  Program  Radio  Dais,  Struktur  organisasi  Radio  Dais,  Strategi Radio Dais dalam memperoleh simpati pendengar.
Bab IV analisis Strategi Radio Komunitas Islam Dalam memperoleh simpati pendengar ( Studi Pada Radio Komunitas Dais Semarang 107.9 FM ).

Bab V merupakan bagian penutup yang didalamnya berisi kesimpulan, saran, dan penutup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

Makalah Tentang Permainan Tradisional "Bola Bekel"

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)