PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BACA TULIS AL-QUR’AN SD YAYASAN TGK CHIK DAUD BEUREU-EH


A .Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap guru dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Implikasi lebih jauh dari kondisi ini adalah siswa menjadi insan yang justru kering dari nilai-nilai kreativitas. Titik tekan pendidikan hanya pada aspek kognitif, seperti yang selama ini dikembangkan, dalam kenyataannya menyisakan berbagai macam persoalan. Kualitas siswa dari tahun ke tahun justru semakin terpuruk. Melihat kondisi seperti ini guru hendaknya megubah paradigma pemikirannya bahwa siswa itu memiliki corak dan karakteristik yang satu sama lain berbeda. Agar keperluan seluruh siswa terpenuhi dan perkembangan kreativitas siswa semakin melejit. Kreativitas siswa dalam berpikir tercermin dalam berbagai hal, diantaranya dalam diri siswa punya hasrat untuk selalu ingin tahu, tidak serta merta menerima begitu saja apa yang disampaikan guru. Siswa selalu mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, apabila merasa kurang puas dengan penjelasan guru mereka mencari referensi-referensi atau sumber-sumber lain demi mendapatkan jawaban yang valid atas pertanyaan yang diajukan.[1]
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang peranannya sangat penting. Melalui proses pendidikan seseorang diarahkan dan dibimbing untuk dapat menghadapi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Pendidikan agama dalam kehidupan manusia merupakan pedoman hidup dan pola tingkah laku baik dalam hubungan manusia dengan Allah maupun dalam hubungan manusia dengan sesama manusia. Pengalaman agama dalam hidup manusia dalam masyarakat, keluarga maupun dilingkungan sekolah. Keberadaan pendidikan agama dalam kehidupan individu dan masyarakat merupakan kebutuhan yang utama disamping perwujudan fitrah manusia. Pengenalan agama kepada manusia dimulai sejak anak-anak, bahkan semenjak manusia masih berada di dalam kandungan atau jabang bayi, setelah lahir anak di didik di tengah keluarga.[2]
Sebagaimana pengertian dari pendidikan agama Islam itu sendiri adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertaqwa dan berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.[3] Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membimbing siswa agar mereka menjadi muslim sejati, membentuk pribadi muslim beriman teguh dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agama dan negara.[4]
Untuk memiliki kepribadian muslim diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang Al-Qur’an sangat penting bagi umat Islam pada umumnya dan bagi siswapada khususnya. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam, hendaknya sudah diajarkan sejak dini, baik dirumah, sekolah maupun masyarakat. Apabila di era globalisasi dimana pendidikan agama Islam sedang di hadapkan pada tantangan yang tidak ringan, jika melihat kembali pada tujuan agama Islam. Di satu sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mensyarakat adanya sumber daya manusia berkualitas, sementara di sisi lain masyarakat telah mengalami pergeseran “tata nilai” dengan budaya asing. Generasi muda kini mulai jauh dari ajaran-ajaran Al-Qur’an dan dihadapkan pada kehidupan yang serba materi. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengembalikan generasi muda pada kehidupan yang qur’ani, diantaranya dengan didirikan TPA, TPQ, dan majelis ta’lim. Namun upaya tersebut masih belum cukup sebab masih banyak anak usia sekolah yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Membaca Al-Qur’an adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, karena proses pembelajaran agama Islam itu sendiri syarat dengan dalil dan sumber yang diambil dari Al-Qur’an, seperti siswa dapat menjelaskan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an dan menjelaskan pengertian Al-Qur’an.[5] Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan akal untuk menerima pendidikan agar tertuju kepada yang lebih baik, sehingga kewajiban manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya sebagai tujuan dari pendidikan dapat terwujud. Membaca dan memahami Al-Qur’an adalah suatu keharusan bagi umat Islam, karena Al-Qur’an merupakan sumber utama bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan, agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid maka ditempuh melalui proses pendidikan.
Untuk mencapai kesuksesan pembelajaran maka, guru memegang peran penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Oleh karena itu, semua yang ditetapkan guru di salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang tinggi akan terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mereka akan mencapai hasil yang optimal.
Menurut Saiful Bahri Djamrah, guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah. Guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswa agar siswa memiliki kepribadian yang paripura dengan keilmuan yang dimiliki guru, dan juga membimbing siswa dalam mengembangkan potensinya. Guru memiliki kepribadian yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar sangat mempengaruhi kualitas pengajaran.[6] Guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memerlukan syarat-syarat tertentu. Diantaranya syarat teknis yang bersifat formal yaitu harus memiliki ijazah pendidikan guru dinilai sudah mampu untuk mengajar. Disamping itu, harus mempunyai persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki kepemimpinan, konsekuen dan memiliki jiwa pengabdian.[7]
Adapun kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut: kompetensi profesional, kompetensi personal, kompetensi sosial serta kompetensi pedagogik yakni untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material.[8] Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu: Kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.[9]
Berdasarkan pandangan di atas seorang guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi tersebut demi tercapainya prestasi belajar khususnya dalam proses pembelajaran materi membaca dan menulis Al-Qur’an. Dengan kata lain guru haruslah seorang yang ahli. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengajaran bahwa guru mata pelajaran Al-Qur’an rata-rata memiliki kompetensinya masing-masing dan juga berasal dari Tarbiyah dan berijazah sarjana, jadi untuk mengajar Al-Qur’an secara formal sudah terpenuhi.
Sebagai guru pendidikan agama Islam tugasnya tidaklah hanya mengajar, melainkan dituntut dapat mengamalkan apa yang diajarkan karena guru menjadi contoh teladan atau model bagi siswa. Agama tidak hanya berhenti pada teori saja, akan tetapi harus diamalkan, apalagi guru pendidikan agama Islam. Karena pada masa ini anak masih usia perkembangan, sehingga kepribadian guru agama banyak mempengaruhi pada diri siswa. Al-Qur’an merupakan sumber yang dijadikan landasan dalam pendidikan agama Islam. Untuk dapat mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an seorang muslim harus memiliki kemampuan untuk membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.[10]
Dalam mata pelajaran Al-Qur’an tampaknya menjadi sorotan dalam dunia pendidikan ditanah air. Siswa masih menganggap bahwa materi Al-Qur’an adalah materi yang sangat berat bahkan membosankan. Dengan melihat keadaan tersebut menjadikan hasil belajar siswa rendah, hal ini dirasakan siswa SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh. Hal tersebut terbukti dari nilai yang dicapai oleh beberapa siswa di SD tersebut masih belum memuaskan dan belum memenuhi KKM Al-Qur’an yang telah ditetapkan yaitu 71. Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang guru khususnya guru Al-Qur’an agar selalu berusaha untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran, sebagai solusi untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca, maka peran guru yang menjadi inovasi dalam meningkatkan kemampuan membaca. Seorang guru harus mempunyai bekal kemampuan yang memadai.
SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh merupakan satu lembaga pendidikan Islam yang berada dibawah naungan masyarakat mutiara. Lembaga tersebut sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya khususnya warga sekitar mutiara. Pada lembaga tersebut kegiatan belajar mengajar lebih banyak materi Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah materi membaca dan menulis Al-Qur’an.  Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian diantara SD yang ada di wilayah Kec  Mutiara hanya SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh yang jumlah siswanya mencapai lebih dari 300 orang. Sedangkan yang lainnya berada dibawah jumlah tersebut. Dalam kenyataanya bahwa, meskipun lembaga tersebut sangat dikenal oleh masyarakat  dalam hal prestasi siswa namun masih ada juga siswa yang belum mencapai hasil maksimal sesuai yang diharapkan artinya 40% dari siswa tersebut belum memenuhi criteria nilai berdasarkan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga dapat dirumuskan kedalam beberapa rumusan masalah sebagai berikiut:

B. Rumusan Masalah
     1.  Bagaimana konsep membaca Al-Qur’an yang baik dan benar
     2 .Bagaimana hasil belajar siswa dalam membaca Al-Qur’an pada SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh
C. Tujuan Penelitian
     1.  Untuk mengetahui konsep membaca Al-Qur’an yang baik dan benar
     2 .Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam membaca Al-Qur’an pada SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh

D. Definisi Operasional
            Dalam pembahasan penelitian ini, ada beberapa definisi yang memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahaminya, yaitu sebagai berikut:
1.    Hasil belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar.[11] “Belajar” adalah “key term” (Istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan.[12] Sedangkan belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan prilaku.[13]
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Sedangkan menurut winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.[14]
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai dengan perubahan tingkah laku secara kuantitatif dalam bentuk seperti penguasaan, pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, analisis, sintesis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa itu sendiri dalam menimbulkan prakarsa dan kreatifitas, artinya tidak terbatas pada perolehan nilai dari suatu bidang studi, tetapi bentuk ikap yang diperoleh dari belajar yang diikutinya dan untuk selanjutnya menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya dan menjdi bekal bagi siswa sebagai individu dan masyarakat. Hasil belajar harus bermakna bagi siswa itu sendiri dalam menimbulkan prakarsa dan kreatifitas, artinya tidak terbatas pada perolehan nilai dari suatu bidang studi, tetapi membentuk sikap yang diperoleh dari belajar yang diikutinya dan untuk selanjutnya menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya dan menjadi bekal bagi siswa sebagai individu dan masyarakat.
2.    Al-Qur’an
Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata Qa-ra-a (قرأ) artinya membaca, maka perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya, agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia terutama oleh para pemeluk agama Islam.[15]
            Sedangkan menurut terminologi Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat[16], yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasulullah SAW, sebagaimana Firman Allah SWT:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلاً ﴿۲۳
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insan: 23)
 Dan dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿۲
 “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).
dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan sebagai dustur (undang-undang) bagi seluruh umat manusia, yang abadi, untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat,[17] di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur’an juga di-tadwin-kan di antara dua ujung, yang dimulai dari surat Al-Fatihah, dan ditutup dengan surat Al-Nas, dan sampai kepada Kita secara tertib dalam bentuk tulisan (Mushaf) maupun lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan pergantian, sekaligus dibenarkan oleh Allah SWT, di dalam firman-Nya.[18] Definisi ini selaras dengan apa yang diberikan oleh Ahli Ushul.[19]
Dalam Kitab Manna’ul-Qaththan mabahits fi ulumil-Qur’an[20], yang dimaksud Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.[21]

E. Manfaat Penelitian
            1Secara teortis
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengukur kemampuan pribadi dalam menganalisis permasalahan yang terjadi khususnya bidang pembelajaran. Penelitian ini dapat digunakan sebagai kelengkapan materi kuliah Metodelogi penelitian pada semester II tahun ajaran  2014-2015.
2. Secara praktis
          Manfaat diadakannya penelitian ini adalah dapat mengembangkan kualitas   kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan wawasan pemahaman guru tentang pembelajaran khususnya kepala sekolah, guru, dan siswa.


F. Kajian terdahulu
Parwiraar dalam tesisnya yang berjudul, Kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam upaya peningkatan pretasi belajar siswa, menjelaskan bahwa, Guru agama Islam menggunakan ragam kreativitas agar dapat menigkatkan prestasi belajar siswa. Persamaan penelitian parwiraar dengan penelitian ini adalah terletak pada sama-sama mengkaji tentang penigkatan prestasi belajar siswa, hannya perbedaannya bahwa parwiraar ini lebih focus pada kreativitas guru pendidikan agama Islam.[22]
            Nuraini dalam tesisnya yang berjudul, peningkatan kemampuan baca Al-Qur’an melalui belajar kelompok pada siswa SMAN Bandar kabupaten bener meriah, menjelaskan bahwa, mengembangkan baca Al-Qur’an serta miningkatkan kemampuan melafalkan makhraj al-huruf dan mengidentifikasikan tajwid secara benar.[23]
G. Batasan masalah
Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka penelitian ini membatasi permasalahan pada peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.

H. Metode Penelitian
1. Jenis, dan tempat penelitian
Tempat penelitian yang digunakan yaitu SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh Kec. Mutiara Kab. Pidie pada bulan april 2015. Penelitian bersifat kualitatif yaitu kegiatannya berkaitan dengan pelaksanaan pengumpulan data sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research) bersifat deskriptif yaitu menggambarkan data yang realitas di lapangan dan memberikan analisa-analisa sesuai teori yang ada.
2. Sumber data
Sumber untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berhubungan langsung dengan informan yaitu sabjek yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi atau objek penelitian.[24]Dalam hal ini yang menjadi subjek adalah: Pertama, Kepala Sekolah, Kedua  Bapak/Ibu guru pendidikan Agama Islam SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh.
3. Tehnik Pengumpulan Data
               Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui empat tehnik pengumpulan data, yaitu:
a.       Observasi
Melakukan pengamatan langsung untuk meninjau kesesuaian antara informasi yang diperoleh dengan hasil pengamatan dilapangan, untuk membuktikan hasil belajar siswa dalam baca tulis Al-Qur’an. Aspek yang akan di obsevasi adalah kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam dan siswa.
b.      Wawancara
Untuk mendapatkan data sesuai dengan yang diinginkan maka dalam penelitian ini melakukan interview dengan kepala sekolah, Bapak/Ibu guru Pendidikan Agama Islam, Komite sekolah, pihak Tata Usaha, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
c.       Dokumentasi
Penelitian ini berdasarkan catatan dokumen dan laporan penting yang berupa arsip sekolah yang menyangkut dengan nilai harian dan juga nilai rapor.

    4. Metode Analisa Data
Penelitian pada dasarnya bersifat deskriptif kualitatif artinya mencari uraian menyeluruh dan cermat tentang salah satu keadaan, dimana pendekatan yang dipakai lebih ditekankan secara kualitatif yang memungkinkan bagi peneliti untuk langsung mencari dan mengumpulkan data yang dipelajari tanpa terikat harus membuktikan benar tidaknya suatu teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.[25] Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami. Untuk data kualitatif analisa dilakukan melalui tiga tahap yaitu:  reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
a.       Reduksi data
Untuk memudahkan analisis data, maka dalam penelitian data yang diperoleh melalui hasil observasi, catatan lapangan tentang proses pembelajaran. Dan data tambahan, seperti wawancara  tentang proses pembelajaran dan hasil dokumentasi.
b.      Paparan data
Paparan data adalah proses penampilan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, presentasi tabular, termasuk dalam bentuk matrik, presentasi grafis, dan sebagainya.
c.       Penarikan kesimpulan
Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dan sajian yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat tatapi mengandung pengertian yang luas.

I.  Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dan pembahasan dalam penelitian  ini adalah sebagai berikut: Bagian formalitas terdiri atas halaman judul, halaman kata pengantar, halaman daftar isi.
Bab I adalah pendahuluan. Dalam pendahuluan ini memuat tentang persoalan teknis penelitian yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Terdahulu, Landasan Teori, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab II ini diuraikan tentang landasan teoritis hasil pelaksanaan dan hasil pembahasan pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh
Bab III berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh. Gambaran umum ini meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya SD tersebut, visi dan misi, keadaan gurudan  karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana di SD tersebut.
Bab IV berisi tentang kesimpulan terhadap pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan di SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh dan saran bagi pihak-pihak yang terkait serta kata penutup.








BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Pengertian Al-Qur’an
Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata Qa-ra-a (قرأ) artinya membaca, maka perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya, agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia terutama oleh para pemeluk agama Islam.[26]
Para ulama berbeda pendapat mengenai lafadz Al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafadz tersebut dibubuhi huruf hamzah (dibaca Al-Qur’an). Pendapat lain mengatakan penulisannya Zdari akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di tengahnya, jadi dibaca Al-Qur’an). Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertiannya kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi menurut Al-Syafi’i, lafadz tersebut bukan berasal dari akar kata Qa-ra-a (membaca), sebab kalau akar katanya Qa-ra-a, maka tentu setiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai Al-Qur’an. Lafadz tersebut memang nama khusus bagi Al-Qur’an, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.
Ada beberapa pendapat tentang lafadz Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a.    .Al-Fara’ berpendapat, lafadz Al-Qur’an adalah pecahan (musytaq) dari kata Qara’in (kata jamak Qarinah) yang berarti bermakna: kaitan, karena ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling berkaitan. Karena itu jelaslah bahwa huruf “nun” pada akhir lafadz Al-Qur’an adalah huruf asli, bukan huruf tambahan.
b.    Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan, lafadz Al-Qur’an adalah musytaq (pecahan) dari akar kata Qarn. Ia mengemukakan contoh kalimat Qarnusy-syai bisy-syai (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu). Jadi kata Qarn dalam hal itu bermakna: gabungan atau kaitan, karena surat-surat dan ayat-ayat di dalam Al-Qur’an saling bergabung dan saling berkaitan.
Tiga pendapat di atas (Al-Syafi’i,  Al-Fara’, dan  Al-Asy’ari) cukuplah sebagai contoh untuk menarik kesimpulan bahwa lafadz Al-Qur’an (tanpa huruf hamzah di tengahnya) jauh dari kaidah pemecahan kata (isytiqaq) dalam bahasa Arab. Di antara para ulama yang berpendapat bahwa lafadz Al-Qur’an ditulis dengan tambahan huruf hamzah di tengahnya ialah Al-Zajjaj [27], Al-Lihyani serta jama’ah lainnya.
a.    Al-Zajjaj: lafadz Al-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola-kata (Wazn) Fu’lan. Lafadz tersebut pecahan (musytaq) dari akar kata Qar’un yang berarti Jam’un. Ia mengetengahkan contoh kalimat Quri’al Ma’u fil-Haudhi yang berarti: air dikumpulkan dalam kolam. Jadi dalam kalimat itu kata Qar’un bermakna Jam’un yang dalam bahasa Indonesia bermakna “kumpul”. Alasannya Al-Qur’an “mengumpulkan” atau menghimpun intisari kitab-kitab suci terdahulu.
b.    Al-Lihyani: lafadz Al-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola-kata Ghufran dan merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata Qa-ra-a yang bermakna Tala’ (membaca). Lafadz Al-Qur’an digunakan untuk menamai sesuatu yang dibaca, yakni objek, dalam bentuk mashdar.
Pendapat yang belakangan lebih kuat (pendapat Al-Lihyani, red) dan lebih tepat karena dalam bahasa Arab, lafadz Al-Qur’an adalah bentuk mashdar yang maknanya sinonim dengan Qira’ah, yakni “bacaan”. Sebagai contoh, firman Allah SWT dalam QS. Al-Qiyamah: 17-18.
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿۱۷ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿۱٨﴾
“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya (17). Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”(18). (Al-Qiyamah: 17-18).[28]
            Sedangkan menurut terminologi Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat[29], yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasulullah SAW, sebagaimana Firman Allah SWT:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلاً ﴿۲۳
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insan: 23)
 Dan dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿۲
 “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).
Disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan sebagai dustur (undang-undang) bagi seluruh umat manusia, yang abadi, untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur’an juga di-tadwin-kan di antara dua ujung, yang dimulai dari surat Al-Fatihah, dan ditutup dengan surat Al-Nas, dan sampai kepada Kita secara tertib dalam bentuk tulisan (Mushaf) maupun lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan pergantian, sekaligus dibenarkan oleh Allah SWT, di dalam firman-Nya.[30] Definisi ini selaras dengan apa yang diberikan oleh Ahli Ushul.[31]
Dalam Kitab Manna’ul-Qaththan mabahits fi ulumil-Qur’an  yang dimaksud Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.[32]
Definisi lain mengenai Al-Qur’an juga dikemukakan oleh Al-Zarqani. Menurut Al-Zarqani, Al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan surat Al-Fatihah sampai akhir surat Al-Naas.
Sedangkan Abdul Wahhab Khallaf memberikan definisi mengenai Al-Qur’an, yaitu firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah; Muhammad bin Abdullah melalui Al-Ruhul Amin (Jibril As) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur’an itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir [33]dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian.

B.  Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat manusia. Bahkan kita ini sendiri menamakan dirinya petunjuk bagi manusia.(14) Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-Baqarah [2]: 185 & 2:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲
kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa [34]”.  (QS: Al-Baqarah [2]: 2).(17)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵
 “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS: Al-Baqarah [2]: 185).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang didesain sedemikian rupa sehingga jelas bagi umat manusia dengan petunjuk itu manusia bisa membedakan mana yang hak dan bathil. Inilah sesungguhnya fungsi Al-Qur’an, yaitu sebagai pedoman hidup umat manusia. Karena itu bila Al-Qur’an dipelajari dengan benar dan sungguh-sungguh maka isi kandungannya akan membantu Kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan berbagai problem hidup.[35]
Adapun fungsi Al-Qur’an yang lainnya adalah:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT.
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.
4. Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik penyakit rohani maupun jasmani. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Yunus: 57, Al-Isra’: 82, dan Fushilat: 44.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ  لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿۵۷
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57).
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا ﴿٨۲
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Al-Quran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra' [17]: 82).
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ ﴿٤٤﴾
“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa lain selain bahasa Arab tentulah Mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”. Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?. Katakanlah: “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga Mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi Mereka[36]. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang  jauh.” (QS. Fushshilat [41]: 44).
5. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Fathir: 31 dan Al-Maidah: 48.
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ ﴿۳۱
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) adalah Al-Kitab (Al Qur’an) itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.” (QS. Fathir: 31).
نْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٤٨﴾
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-Ma’idah: 48).

6. Sebagai pelajaran dan penerangan. Seperti dalam firman Allah SWT dalam QS. Yasin: 69.
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ ﴿٦۹
“Al Quran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” (QS. Yaa Siin: 69).

7. Sebagai pembimbing yang lurus. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Kahfi:  1-2, Al-An’am: 126 & 153, Al-Isra’: 9, dan Al-Baqarah: 2.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا ﴿۱ قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا ﴿۲
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan[37] di dalamnya {1}; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik {2}.” (QS. Al-Kahfi: 1-2).
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ ﴿۱۲٦﴾
Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.” (QS. Al-An’am: 126).
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿۱۵۳
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[38], karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153).
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا ﴿۹
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mumin yang mengerjakan amal sholih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’: 9).
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 2).

8. Sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al Jatsiyah: 20, Ibrahim: 1, Al-hadid: 9, Al-thalaq: 10-11, Al-Maidah: 15-16, dan Al-Ankabut: 51.
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿۲٠﴾
 “Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya.” (QS. Al Jatsiyah: 20).
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ﴿۱
“Alif laam raa[39]. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴿۹
Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu.”(QS. Al-Hadid: 9).
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الألْبَابِ الَّذِينَ آمَنُوا قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا ﴿۱٠﴾ رَسُولا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا ﴿۱۱
Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu {10}, (Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya {11}.” (QS. Al-Thalaq: 10-11).
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ ﴿۱۵ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿۱٦﴾
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan (15). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (16).” (QS. Al-Maidah: 15-16).
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿۵۱
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ankabut: 51).

9. Sebagai pengajaran. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalam: 52, dan Ali Imran: 138.
 وَمَا هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ ﴿۵۲
“Dan tiadalah ia (Al Qur-an), melainkan pengajaran untuk semesta alam.” (QS. AI-Qalam:52).
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ ﴿۱۳٨﴾
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 138).


10. Sebagai petunjuk dan kabar gembira. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Nahl: 89.
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨۹
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Nahl: 89).

11. Sebagai pembanding atau pembeda (Furqan) antara yang haq dan bathil. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]: 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

12. Sebagai pengajaran/pembentang/penjelas (tibyan) segala sesuatu akan ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia alam dunia dan akhirat. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran: 138, dan QS. Yusuf: 111.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿۱۱۱
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf [12]: 111).
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ ﴿۱۳٨﴾
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 138).

13. Sebagai tali Allah yang harus diikat kuat dan digenggam teguh dalam hati dan kehidupan, khususnya bersama-sama agar tidak bercerai-berai. Seperti dalam Firman Allah SWT dalam QS. Al-Zukhruf: 43, dan Ali Imran: 102-103.
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿٤۳
“Maka berpeganglah teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.” (QS. Al-Zukhruf [43]: 43).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴿۱۰۲ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿۱۰۳
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (102). Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (103). (QS. Ali Imran: 102-103).

14. Sebagai tadzkirah (peringatan) bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan terhadap kepemimpinan Al-Qur’an. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Thaha: 1-4 & 123-124.
طه ﴿۱﴾ مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى ﴿۲﴾ إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى ﴿۳ تَنْزِيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلاَ ﴿٤﴾
“Thaahaa[40] {1}. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah {2}; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) {3}. Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi {4}. (QS. Thaha: 1-4).
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى ﴿۱۲۳ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿۱۲٤﴾
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (123).” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124). (QS. Thaha: 123-124).

15. Sebagai pengawas (Muhaiminun) dan penjaga atas kitab-kitab samawi lainnya, tidak hanya membenarkan masalah aqidah, akan tetapi masalah syariat alamiyah juga. Al-Qur’an juga menetapkan sebagian hukum-hukum dari kitab sebelumnya dan mengganti serta mengubah sebagian lainnya. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah: 48.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٤٨﴾
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[41] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,[42] Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (QS. Al-Maidah: 48).

16. Sebagai Mukjizat bagi Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melemahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya yang meragukan kenabian dan kerasulan-Nya.
Selain itu fungsi Al-Qur’an yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Sebagai bukti kedua fungsinya yang terakhir paling tidak ada dua aspek dalam Al-Qur’an itu sendiri: 1) Isi/kandungannya yang sangat lengkap dan sempurna; 2) Keindahan bahasa dan ketelitian redaksinya: 3) Kebenaran berita-berita ghaibnya; dan 4) Isyarat-isyarat ilmiahnya.

C.  Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an
Sebagai pedoman hidup yang benar, Al-Qur’an niscaya harus memberikan suatu petunjuk hidup yang benar, mendasar dan pasti. Sehingga dapat dijadikan sebagai pegangan yang kokoh dalam menghadapi hidup. Oleh karena itu tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an tidak lain kecuali untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Adapun petunjuk yang diberikan oleh Al-Qur’an pada pokoknya ada tiga:
1. Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual dan kolektif.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam  bab  ini  akan  diuraikan  tentang  (a)  subyek  penelitian,  dan  (b) deskripsi siklus penelitian. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut.
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi dan  waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh. Sekolah tersebut terletak di desa baroh barat yaman, jaman mesjid, dan jaman barat, lokasinya di pekarangan masjid Abu Beureueh Jl. Medan B. Aceh Kec. Mutiara Kab. Pidie. Sebelah barat dibatasi dengan Desa Baroh Barat Yaman, sedangkan sebelah utara debatasi dengan jalan menuju arah kambuk.
Sekolah  ini  berdiri  di  tanah  milik desa  dengan  luas  tanah 1.088 m2. Sekolah tersebut didirikan pada 1 Juli 1986 dinamakan dengan Sekolah Diniah. Pada tahun 1998-1999 pendidikan sempat terhenti karena gudungnya dugunakan sebagai tempat pengungsian masyarakat. Diaktifkan kembali pada tahun 2000 sekalian namanya berubah menjadi SD Islam, sedangkan perkembangannya mulai tahun 2005 sampai sekarang. Sekolah tersebut terdiri dari ruang kelas, 1 ruang guru, perpustakaan dan ruang UKS. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini yaitu Kurikulum 2004 dan  KTSP. Waktu  penelitian  ini dilaksanakan  pada  tanggal  21  Mei sampai 25 Mei tahun 2015.

Tabel 3.1 Daftar nama guru SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh
N0
NAMA
NIP
KET.
1.
Dra. Cut Ernawati
196812112005042001
Kepala sekolah
2.
Fikri Rostina,A.Ma
197810302008012001
Guru kelas
3.
Zahara,S.Pd
195612301978021006
Guru agama
4.
Ernawati Myc.S.Pdi
-
Guru kelas
5.
Fatimah,A.Ma
-
Guru kelas
6.
Siti Rahmah,A.Ma
-
Guru kelas
7.
Mursyidah,A.Ma
-
Guru kelas
8.
Defi Sasnita,S.PdI
-
Guru kelas
9.
Nurlaila,A.Ma
-
Guru kelas
10.
Irahati,A.Ma
-
Guru kelas
11.
Nuraini
-
Guru kelas

NO

NAMA

NIP

KET.
12.
Erlina,A.Ma
-
Guru kelas
13.
Fitriani, S.PdI
-
Guru kelas
14.
Ambia,A.Ma
-
Guru agama
15.
M.Amin,A.Ma
-
Guru agama
16.
Ernawati, S.PdI
-
Guru agama
17.
Agustiar,S.Pd
-
Guru olah raga
18.
Iadil Fitri,A.Ma
-
Guru agama
19.
Ismail
-
Guru olah raga
20.
Rosnita
-
Guru agama





2. Mata Pelajaran.
Mata pelajaran yang menjadi obyek pada penelitian ini adalah pelajaran Baca Tulis Al Quran dengan Kompetensi Dasar/Silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan, maka pokok bahasan yang diambil adalah tentang membaca dan menulis al-Quran, dengan standar kompetensi sebagai berikut : Mampu memahami surat surat tertentu dalam Juz `amma menerapkan ketentuan-ketentuan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur‟an dan mampu memahami cara melafalkan hadist tentang keutamaan waktu subuh, keesaan Allah dan kerugian sifat dengki serta mampu menghafal hadist tersebut dengan baik. Serta indikatornya yaitu (1)   membaca dan menulis bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro dengan benar (2) membedakan antara bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro.
3.    Karakteristik Peserta Didik
Jumlah peserta didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh yang dijadikan subjek penelitian ini adalah 20 peserta didik yang terdiri dari 12 peserta putra dan 8 peserta putri. Berikut daftar nama-nama peserta didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.





Karakteristik peserta didik kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Usia peserta didik rata-rata 11 tahun.
b. Latabelakang  keluarga/orang  tua,  mayoritas  berpendidikan  SLTP, dan berprofesi swasta.
c. Tingkat  kemampuan  peserta didik,  berdasarkan  pengamataselama peneliti mengajar  adalah  60% peserta didik di atas kriteria ketuntasan mengajar   da 40%   peserta   didi di   bawa kriteria   ketuntasan mengajar.

B.  Pelaksanaan Penelitian
Dalam    penelitian  ini  dilaksanakan  tiga  siklus  penelitian  yang masing-masing dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Siklus pertama
Sikus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015, dengan pokok bahasan membaca dan menulis al-Quran tentang bacaan qolqolah kubra  daqoqolah  Sugra.  Tahapan  dan  langkah-langkah  dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut:
1.      Refleksi awal,  yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran baca tulis al-Quran yang selama ini  dilakukan,  yang  menunjukkan  kelemahan  kurangnya  minat siswa dalam belajar.
2.      Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
3.      Penyusunan  proposal  penelitian,  lengkap  dengan  rencana pelaksanaan   pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrument pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
b.      Pelaksanaan
Dalam   pelaksanaan   penelitian   menerapkan   strategi   pembelajaran sesuai dengan RPP maka pokok bahasan yang diajarkan adalah membaca dan menulis al-Quran bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:
1.      Mengambil  nilai  pre test  yang  diperoleh dari  nilai  ujian  tengah semester mata pelajaran baca tulis Al Quran kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.
2.      Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yaitu guru ayat-ayat yang didalamnya terdapat kata-kata qolqolah sugra dan qolqolah kubra.
3.      Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca dan menulis al-quran berupa soal yang didalamnya terdapat kata-kata yang mengandung bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubroyang diambil dari surat Al Ikhlas dan Al Lahab.
c.    Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajar baca tulis al-Quran  peserta didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh tahun 2012 dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, maka observai difokuskan pada pembelajaran baca tulis al-Quran. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk memperlancar  jalannya  penelitian  sehingga  didapatkan  data  yang valid.
Dalam observasi/pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati saat proses kegiatan pembelajan baca tulis al quran ,jumlah peserta didik terdiri dari 20 peserta. Adapun hal- hal yang diobservasi terdiri dari (1) Minat dan perhatian peserta didik dalam pembelajaran (2) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran (3) Penguasaan materi (4) Kemampuan peserta didik menjawab soal pre test dan post test.











Tabel 3.3 Data observasi siklus 1
No
Aspek yang diamati
Kemunculan
Komentar /Catatan Pengamat
Ya
Tidak
1
Minat dan perhatian dalam pembelajaran
12
8
60%, peserta didik berminat mengikuti pembelajaran
2
Keaktifan         siswa dalampembembelajaran
9
11
45%, peserta didik aktif
3
Kemampuan menjawab soal post tes dan pre tes
6
14
30%, peserta didik
mampu menjawab soal pre test dan post test

d.   Refleks
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post tes dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
1.      Pelaksanaan post tes belum sesuai dengan yang diharapkan .
2.      Kemauan  peserta  didik  untuk  membaca  dan  menulis  belum maksimal sehingga harus diulang-ulang
Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal-hal :
1.      Minat dan perhatian peserta didik dalam mengikuti proses belajar meningkat meskipun belum semua.
2.      Keaktifan  peserta  didik  dalam  mengikuti  pembelajaran  tumbuh sehingga peserta didik mau bertanya walaupun baru sebagian.
Selanjutnya perbandingan nilai hasil post tes terhadap pre tes menunjukkan peningkatan hanya sedikit. Dari  dua  hal  tersebut  diatas,  makhal  hal  yang  akan  peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah :
1.      Mengaktifkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar dengan menggunakan media audio.
2.      Mengulang kembali materi membaca dan menulis al quran bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro.
3.      Membuat kelompok untuk berdiskusi.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 dengan pokok bahasan membaca dan menulis Al-Qur’an materi perbedaan bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro .Tahapan dan langkah- langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1.      Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran baca tulis al qur-an materi bacaan qolqolah  Sugro  dan  qolqolah  kubro  pada  siklus  pertama  yang masih ada kelemahan.
2.      Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus pertama.
3.      Penyusunan  proposal  penelitian,  lengkap  dengan  rencana pelaksanaan  pembelajaran  (RPP)  sesuai  dengan  pokok  bahasan, dan instrument pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
b.Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian kedua menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP maka pokok  bahasan  yang  diajarkan  adalah  membaca  dan  menulis    al- Quran materi perbedaan bacaan qolqolah sugr dan qoqolah kubra. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:
1.      Mengambil nilai pre test yang diambil dari nilai post test siklus pertama.
2.      Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
3.      Guru mengulang dengan membaca qolqolah sugra dan   qolqolah kubra pada surat Al Qadar dan Al Falaq sebagaimana yang dilakukan pada siklus pertama.  Selanjutnya  peserta  didik  diharapkan  mampu membedakan bacaan qolqolah sugra dan   qolqolah kubra serta menyebutkan huruf-huruf qolqolah sugra dan  qolqolah kubra.
4.      Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca dan menulis al-quran berupa soal yang didalamnya terdapat ayat-ayat yang mengandung bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra yang diambil dari surat Al Qadar dan Al Falaq.
c. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar baca tulis al-Qur’an peserta didik kelas  IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh tahun  2015  dengan  membedakan bacaan qolqolah sugra dan   qolqolah kubra  dalam pembelajaran, maka observasi difokuskan pada pembelajaran baca tulis al-Quran. Jenis yang diamati sama dengan siklus pertama, yang diharapkan ada peningkatan hasil dalam pembelajaran baca tulis al qur’an. Untuk melakukan observasi terhadap  situasi  kelas  saat  pembelajaran,  peneliti  meminta  bantuan rekan sejawat lagi untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
Dalam  observasi/pengamatan  peneliti  menggunakan  lembar pengamatan tentang situasi peserta didik di dalam kelas saat mengikuti proses kegiatan belajar.  Aspek  yang  diamati  terdiri  (1)  Minat  dan  perhatian peserta didik dalam belajar (2) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran (3) Penguasaan materi (4) Kemampuan peserta didik menjawab soal pre test dan post test.
Berikut data observasi pada siklus dua yang disertai kemunculan- kemunculan yang ada serta catatan pengamatan yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Data observasi  siklus 2
nNo
Aspek yang diamati
Kemuncula
Komentar/Catatan Pengamat
Ya
Tidak
11.
Mina dan   perhatian
siswa dalam belajar
20
-
100%, peserta didik
ada perhatian
22.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran

15
5
75% pesert didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
33.
Kemampuan siswa

16
4
80% pesert didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
44.
Catatan



Minat serta perhatian meningkat sehingga peserta didik aktif ada kemauam untuk bertanya
 ada, penguasaan materi meningkat.

d. Refleksi
Refleksi   dilakuka ole peneliti   berdasarkan   dua   hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post tes dibanding nilai pre tes. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti menemukan peningkatan pembelajaran baca tulis al qur’an pada peserta didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh sebagai berikut :
1.      Hasil post tes lebih bagus dari hasil post tes pada siklus pertama.
2.      Kemampuan peserta didik dalam baca tulis al-qur‟an meningkat
dengan   penggunaan media audio visual dalam pembelajaran.
Dengan demikian penggunaan media audio visual dalam pembelajaran baca tulis al-Quran ini menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut :
1.      Perhatian  serta minat  peserta didik  dalam  belajar baca tulis  al- Quran meningkat.  Peserta  didik  tertarik  dan  senang  mengikuti pembelajaran baca tulis al-Quran.
2.      Keaktifan  peserta  didik  mengikuti  pembelajaran  lebih  antusias yaitu dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang belum dipahami.
3.      Kemampuan peserta didik dalam baca tulis al-Quran meningkat, peserta didik mudah dalam memahami materi pembelajaran baca tulis al qura’n dalam pembelajaran. Dengan mudahnya peserta didik dalam memahami materi tersebut maka prestasi pembelajaran baca tulis al-Quran meningkat.

3. Siklus Tiga
Pelaksanaan siklus tiga tetap sama seperti pada siklus 1 dan 2 dalam pembelajaran dan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2015. Siklus tiga dilaksanakaberkaitan  dengan  masih  ada  beberapa peserta didik  yang masih memperoleh nilai yang belum memuaskan. Tahapan dan langkah- langkahnya yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut.
1.      Refleksi ketiga, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran beberapa peserta didik yang masih memiliki nilai yang belum memuaskan.
2.      Mengkaji kelemahan pada siklus dua.
b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan penelitian ketiga menerapkan strategi pembelajaran yaitu membaca  dan  menulis  al-Quran materi  perbedaan  bacaan qolqolah sugra da qolqolah kubra. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.      Mengambil nilai pre test yang diambil dari nilai post test pada siklus dua.
2.      Melaksanakan  pembelajaran  sesuai  dengan  langkah  siklus  dua yang didalamnya terdapat bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra pada surat Al Ikhlas, Al Lahab, Al Qadar, dan Al Falaq. Hal ini dilaksanakan berkenaan masih adanya beberapa peserta didik masih mendapat nilai belum memuaskan agar memperoleh peningkatan nilai yang memuaskan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menyebutkan huruf-huruf qolqolah  sugra  dan  qolqolah  kubra  dengan  mencari  pada  juz’amma yang telah dibagikan, serta peserta didik diharapkan mampu membedakannya.
3.      Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca dan menulis al-quran berupa soal yang didalamnya terdapat kata-kata yang mengandung bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra yang diambil dari surat Al Ikhlas, Al Lahab, Al Qadar dan Al Falaq.
c. Observasi.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar baca tulis al-Quran peserta didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.  Jenis yang diamati sama dengan siklus siklus satu dan dua, yang diharapkan ada peningkataprestasi  pembelajarabaca  tulis  al-Quran.  Peneliti  meminta bantuan teman sejawat guna memperoleh data yang valid. Adapun data observasi sebagai berikut :








Tabel 3.5 Data observasi siklus tiga 3
nNo
Aspek yang diamati
Kemuncula
Komentar/Catatan Pengamat
Ya
Tidak
11.
Mina dan   perhatian
siswa dalam belajar
20
-
100%, peserta didik
ada perhatian
22.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran

17
3
85% pesert didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
33.
Kemampuan siswa

19
1
95% pesert didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
44.
Catatan



Minat serta perhatian meningkat sehingga peserta didik aktif ada kemauam untuk bertanya
 ada, penguasaan materi meningkat.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian,  yaitu  untuk  mengetahui  peningkatan  prestasi  belajapeserta  didik dalam pembelajaran baca tulis al Quran materi bacaan qolqolah sugro dan qolqolah qubro kelas  IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh Kabupaten Pidie  Tahun 2015. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran baca tulis al-qur’an menggunakan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi, pokok bahasan serta indikator yang akan dicapai. Metode yang digunakan adalah metode diskusi tanya jawab dan ceramah.
Hasil observasi penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran baca tulis al Quran materi qolqolah sugro dan qolqolah qubro kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh Kabupaten Pidie  Tahun  2015  ini  dilakukan  dengan  menilai  kebenaran jawaban peserta didik terhadap pre test dan post test yang dilakukan guru secara tertulis pada setiap akhir pembahasan. Untuk mengetahui prestasi pembelajaram baca tulis  al  Quran sebelumnya melihat  nilai  harian  baca  tulis  al  Quran peserta  didik belum mencapai nilai maksimal. Berikut daftar tabel disertai nama peserta didik, nilai peserta didik, jumlah keseluruhanya, nilai rata-rata baca tulis al Quran, nilai terendah dan nilai tertinggi.
Pada tabel selanjutnya adalah nilai yang diperoleh disetiap siklus yaitu nilai pre test dan nilai post test dan peningkatan hasil yang dicapai pada setiap siklus beserta pembahasannya.

Tabel 4.1 Nilai peserta didik sebelumnya
No
Nama
Nilai
1
Hestin Nur Utami
86
2
Yuntoro
46
3
Muh Khoyin
36
4
Rangga F. Darmawan
48
5
Dedi Kurniawan
60
6
 Ajidar
97
7
Afdinal Nizar WP.
70
8
Dhea Arla Aylani D.
78
9
Didik Shalikin
70
10
Fariska Mia H.
94
11
Laila Alfi S.
78
12
Laurina Nur S.
78
13
Mahendra Bagas S.
30
14
M. Iqbal F.
62
15
Muhammad Vargas
40
16
Refi Anisa
70
17
Refyna Arta A.
91
18
Syahrefi Erio P.
54
19
Wahyu Nurrahman
76
20
Sintiya Rizki Aisah
94

             ∑
1358

Nilai Rata-rata
67,9

Nilai Terendah
30

Nilai Tertinggi
94

Tabel nilai di atas diambil dari nilai ulangan tengah semester genap kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh dengan rata-rata nilai 67,9. Kriteria ketuntasan mengajar   untuk   pelajara bac tulis   Al   Quran  untuk   kelas   I adalah 65. Berdasarkan  tabel  di  atas  diketahui  bahwa  60%  peserta  didik  memenuhi kriteria ketuntasan mengajar dan 40% tidak memenuhi kriteria ketuntasan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa peserta didik kelas IV belum mencapai ketercapaian yang diharapkan yaitu 80%.
Tabel berikut adalah peningkatan prestasi peserta didik antara pre test dan post test pada setiap siklus. Siklus satu dengan simbol X, siklus dua dengan simbol Y dan siklus tiga dengan simbol Z. Dari setiap siklus terdapat data nilai masing-masing peserta didik dari nilai pre test, post test serta peningkatan nilai yang diperoleh setiap siswa.




Tabel 4.2 Peningkatan prestasi siswa antara pre test dan post test pada siklus 1
No
Nama
Pre test
Post test
      ( X )
( X² )
    1
Hestin Nur Utami
87
85
-2
        4
  
Yuntoro
        57
65
8
64100
 
Muh Khoyin
50
55
5
144
    1
Rangga F. Darmawan
48
60
12
144
  
Dedi Kurniawan
        60
70
10
100
 
Ajidar
97
85
-12
14
 
Afdinal Nizar WP.
70
75
        5
       25
 
Dhea Arla Aylani D.
78
70
-8
       64
 
  Didik Shalikin
70
65
-5
       25
 
  Fariska Mia H.
94
75
-19
361
 
  Laila Alfi S.
78
70
-8
      64

  Laurina Nur S.
78
75
-3
        9

Mahendra Bagas S.
30
45
15
225

  M. Iqbal F.
62
70
       8
      64

Muhammad Vargas
40
60
20
400

  Refi Anisa
70
75
         5
      25

  Refyna Arta A.
91
80
-11
        4

Syahrefi Erio P.
54
70
16
256
19
Wahyu Nurrahman
76
75
-1
        1

Sintiya Rizki Aisah
94
80
-14
196

1358
1394
36
2542

Nilai Rata-rata
67,9
69,7



Nilai Terendah
30
45



Nilai Tertinggi
94
87




DAFTAR PUSTAKA

Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
Siti Rahayu Haditono, Psykologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya (Yokyakarta : Gajah Mada University Press, 2002)
Hamzah. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,(Surabaya: Kesindo Utama, 2006)
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007),
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989),
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1996), 
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996)
Hasil observasi kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an dengan Ibu Cut Ernawati S.Ag, pada tanggal 19 April 2015, jam 09.35
Depag RI, Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 
Sudjana, N, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Biru, 1989), 
Seksi Mapeda, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah, (Kantor Departemen Agama:Kabupaten Sleman,tt)
Ananda Santoso dan S. Priyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1995),
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara),
Depag RI, Metode Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: TT, 2001),
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa 1991),
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan.(Bandung: Mandar Maju, 1989),
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
Usman Abu Bakar dan Surohim, Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2005),
Abu Ahmadi dan Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
Ramayus, Metode Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 1997),
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004),
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2010),
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993)
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976).
Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-98066-1114-5.
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
Hernowo, Quantum Reading, (Bandung: MLC, 2005),
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1971),







[1]Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 174-175.

[2]Abu Ahmadi dan Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 241  
[3]Ramayus,Metode Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.21
[4]Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 35
[5]Seksi Mapeda, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah, (Kantor Departemen Agama:Kabupaten Sleman,tt), hlm. 1-2
[6]Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), hlm. 43
[7]Sardiman. AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 124
[8]Hamzah. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.69
[9]Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,(Surabaya: Kesindo Utama, 2006), hlm.8.
[10]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)hlm. 10
[11]Purwanto, Evaluasi hasil belajar, (pustaka pelajar), Yogyakarta Mai 2009, hlm 44
[12]Baharuddin, Pendidikan …, hlm 164 
[13] Purwanto, Evaluasi …, hlm 47
[14] Purwanto, Evaluasi …, hlm 42-45

[15]Munawar Chalil, Al-qur’an dari Masa ke Masa, t.k.; Ramadhani, t.t., hlm 1
[16]Mukjizat menurut teminologi berasal dari kata (‘ajaza-ya’jizu) yang artinya (telah lemah-sedang lemah). Sedangkan mu’jizat yang merupakan bentuk isim sifat/isim fail bermakna yang melemahkan. Mukjizat menurut etimologi yaitu sesuatu yang luar biasa yang muncul di luar kebiasaan yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari kenabian dan kerasulan seorang nabi dan Rasul.
[17]Endang saifuddin Anshari, Wawasan Islam; pokok-pokok fikiran tentang islam dan ummatnya, jakarta; CV. Rajawali, 1986, hlm 35
[18]Abdul Wahab Khallaf, kaidah-kaidah hukum islam, Bandung; Risalah, 1983, hlm.21
[19]M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam I, Jakarta; Bulan Bintang, 1980, hlm 188.
[20]Dikutip dari Kitab Manna’ul-Qaththan mabahits fi ulumil-Qur’an, hlm. 21
[21]Abuddin Nata, Al-Qur’an Dan Hadits (Dirasah Islamiyah I, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995, hlm. 54
[22]parwira ar, tesis, kreatifitas guru pend. Agama islam upaya peningkatan prestasi belajar siswa, SMA N Se-Aceh tengah”.
[23]Nuraini, peningkatan kemampuan baca Al-Qur’an melalui belajar kelompok pada siswa SMAN Bandar kabupaten bener meriah.
[24]Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004), hlm. 132
[25]Lexy J. Moloeng, Metodologi ..., hlm. 17


[26] Munawar Chalil, Al-qur’an dari Masa ke Masa, t.k.; Ramadhani, t.t., h.1.
[27] Nama lengkapnya Al-Zajjaj ialah Ibrahim bin Al-Sirri, dijuluki Abu Ishaq, penulis buku Ma’anil-Qur’an. Beliau wafat pada tahun 311 H. (lihat Inbahur-Ruwah, jilid I, h. 163).
[28] Subhi As-Shalih, Mabahits fi Ulumil-Qur’an, cetakan ke-enam belas, 1985, tr oleh tim pustaka firdaus, pustaka Firdaus, Jakarta, 1996. H. 10-12.
[29] Mukjizat menurut teminologi berasal dari kata (‘ajaza-ya’jizu) yang artinya (telah lemah-sedang lemah). Sedangkan mu’jizat yang merupakan bentuk isim sifat/isim fail bermakna yang melemahkan. Mukjizat menurut etimologi yaitu sesuatu yang luar biasa yang muncul di luar kebiasaan yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari kenabian dan kerasulan seorang nabi dan Rasul.
[30] Abdul Wahab Khallaf, kaidah-kaidah hukum islam, Bandung; Risalah, 1983, hal.21
[31] M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam I, Jakarta; Bulan Bintang, 1980, hal 188.
[32] Abuddin Nata, Al-Qur’an Dan Hadits (Dirasah Islamiyah I, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995, h. 54
[33] Al-Qur’an disampaikan kepada kita dengan cara mutawatir, dalam arti, disampaikan oleh sejumlah orang yang semuanya sepakat bahwa Ia benar-benar wahyu Allah SWT, terpelihara dari perubahan atau pergantian.
[34]Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[35] Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2000, h.13
[36]Yang dimaksud “suatu kegelapan bagi mereka” ialah tidak memberi petunjuk kepada mereka.
[37]Maksudnya: tidak ada dalam Al-Qur’an itu makna-makna yang berlawanan dan tiada penyimpangan dari kebenaran.
[38] Maksudnya: Janganlah kamu mengikuti agama-agama yang ada kepercayaan yang lain dari Islam. Mujahid mengartikan “al-subul” dengan macam bid’ah dan jalan-jalan yang tidak benar.
[39] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam mim, alif laam shad.
[40] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam raa, alif laam shaad dsb. Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur’an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW, maka cobalah mereka buat semacam Al-Qur’an itu.
[41]Maksudnya: Al Qur'an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
[42]Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah TSUNAMI ACEH 2004

Makalah Tentang Permainan Tradisional "Bola Bekel"

MAKALAH KHALAF: AHLUSSUNNAH (AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI)