PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BACA TULIS AL-QUR’AN SD YAYASAN TGK CHIK DAUD BEUREU-EH
A .Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan usaha dan dana yang cukup
besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa
depannya. Demikian halnya dengan Bangsa Indonesia menaruh harapan besar
terhadap guru dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah
tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Implikasi lebih
jauh dari kondisi ini adalah siswa menjadi insan yang justru kering dari
nilai-nilai kreativitas. Titik tekan pendidikan hanya pada aspek kognitif,
seperti yang selama ini dikembangkan, dalam kenyataannya menyisakan berbagai
macam persoalan. Kualitas siswa dari tahun ke tahun justru semakin terpuruk.
Melihat kondisi seperti ini guru hendaknya megubah paradigma pemikirannya bahwa
siswa itu memiliki corak dan karakteristik yang satu sama lain berbeda. Agar
keperluan seluruh siswa terpenuhi dan perkembangan kreativitas siswa semakin
melejit. Kreativitas siswa dalam berpikir tercermin dalam berbagai hal,
diantaranya dalam diri siswa punya hasrat untuk selalu ingin tahu, tidak serta
merta menerima begitu saja apa yang disampaikan guru. Siswa selalu mengajukan
berbagai pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, apabila merasa
kurang puas dengan penjelasan guru mereka mencari referensi-referensi atau
sumber-sumber lain demi mendapatkan jawaban yang valid atas pertanyaan yang
diajukan.[1]
Pendidikan merupakan salah satu
aspek kehidupan manusia yang peranannya sangat penting. Melalui proses
pendidikan seseorang diarahkan dan dibimbing untuk dapat menghadapi kehidupan
ini dengan sebaik-baiknya. Pendidikan agama dalam kehidupan manusia merupakan
pedoman hidup dan pola tingkah laku baik dalam hubungan manusia dengan Allah
maupun dalam hubungan manusia dengan sesama manusia. Pengalaman agama dalam
hidup manusia dalam masyarakat, keluarga maupun dilingkungan sekolah.
Keberadaan pendidikan agama dalam kehidupan individu dan masyarakat merupakan
kebutuhan yang utama disamping perwujudan fitrah manusia. Pengenalan agama
kepada manusia dimulai sejak anak-anak, bahkan semenjak manusia masih berada di
dalam kandungan atau jabang bayi, setelah lahir anak di didik di tengah
keluarga.[2]
Sebagaimana pengertian dari
pendidikan agama Islam itu sendiri adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertaqwa dan
berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci Al-Qur’an, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan
pengalaman.[3]
Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membimbing siswa agar mereka
menjadi muslim sejati, membentuk pribadi muslim beriman teguh dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna
bagi masyarakat agama dan negara.[4]
Untuk memiliki kepribadian muslim
diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang Al-Qur’an sangat penting bagi umat
Islam pada umumnya dan bagi siswapada khususnya. Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup umat Islam, hendaknya sudah diajarkan sejak dini, baik dirumah, sekolah
maupun masyarakat. Apabila di era globalisasi dimana pendidikan agama Islam
sedang di hadapkan pada tantangan yang tidak ringan, jika melihat kembali pada
tujuan agama Islam. Di satu sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mensyarakat adanya sumber daya manusia berkualitas, sementara di sisi lain
masyarakat telah mengalami pergeseran “tata nilai” dengan budaya asing.
Generasi muda kini mulai jauh dari ajaran-ajaran Al-Qur’an dan dihadapkan pada
kehidupan yang serba materi. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk
mengembalikan generasi muda pada kehidupan yang qur’ani, diantaranya dengan
didirikan TPA, TPQ, dan majelis ta’lim. Namun upaya tersebut masih belum cukup
sebab masih banyak anak usia sekolah yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar.
Membaca Al-Qur’an adalah kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, karena proses pembelajaran agama
Islam itu sendiri syarat dengan dalil dan sumber yang diambil dari Al-Qur’an,
seperti siswa dapat menjelaskan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an dan
menjelaskan pengertian Al-Qur’an.[5]
Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan akal untuk menerima pendidikan agar
tertuju kepada yang lebih baik, sehingga kewajiban manusia untuk beriman dan
bertaqwa kepada Tuhannya sebagai tujuan dari pendidikan dapat terwujud. Membaca
dan memahami Al-Qur’an adalah suatu keharusan bagi umat Islam, karena Al-Qur’an
merupakan sumber utama bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan, agar
dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid maka
ditempuh melalui proses pendidikan.
Untuk
mencapai kesuksesan pembelajaran maka, guru memegang peran penting dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Oleh karena itu, semua
yang ditetapkan guru di salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar yang tinggi akan terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mereka akan
mencapai hasil yang optimal.
Menurut Saiful Bahri Djamrah, guru
adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di
sekolah. Guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswa agar
siswa memiliki kepribadian yang paripura dengan keilmuan yang dimiliki guru,
dan juga membimbing siswa dalam mengembangkan potensinya. Guru memiliki
kepribadian yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman
mengajar sangat mempengaruhi kualitas pengajaran.[6]
Guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memerlukan
syarat-syarat tertentu. Diantaranya syarat teknis yang bersifat formal yaitu
harus memiliki ijazah pendidikan guru dinilai sudah mampu untuk mengajar.
Disamping itu, harus mempunyai persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani,
dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah
dan sopan, memiliki kepemimpinan, konsekuen dan memiliki jiwa pengabdian.[7]
Adapun kemampuan atau kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut: kompetensi profesional,
kompetensi personal, kompetensi sosial serta kompetensi pedagogik yakni untuk
melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan
nilai-nilai sosial dari nilai material.[8]
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yaitu: Kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.[9]
Berdasarkan pandangan di atas
seorang guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi tersebut demi tercapainya
prestasi belajar khususnya dalam proses pembelajaran materi membaca dan menulis
Al-Qur’an. Dengan kata lain guru haruslah seorang yang ahli. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak pengajaran bahwa guru mata pelajaran Al-Qur’an rata-rata
memiliki kompetensinya masing-masing dan juga berasal dari Tarbiyah dan
berijazah sarjana, jadi untuk mengajar Al-Qur’an secara formal sudah terpenuhi.
Sebagai guru pendidikan agama Islam
tugasnya tidaklah hanya mengajar, melainkan dituntut dapat mengamalkan apa yang
diajarkan karena guru menjadi contoh teladan atau model bagi siswa. Agama tidak
hanya berhenti pada teori saja, akan tetapi harus diamalkan, apalagi guru pendidikan
agama Islam. Karena pada masa ini anak masih usia perkembangan, sehingga
kepribadian guru agama banyak mempengaruhi pada diri siswa. Al-Qur’an merupakan
sumber yang dijadikan landasan dalam pendidikan agama Islam. Untuk dapat
mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an seorang muslim harus memiliki
kemampuan untuk membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.[10]
Dalam mata pelajaran Al-Qur’an
tampaknya menjadi sorotan dalam dunia pendidikan ditanah air. Siswa masih
menganggap bahwa materi Al-Qur’an adalah materi yang sangat berat bahkan
membosankan. Dengan melihat keadaan tersebut menjadikan hasil belajar siswa
rendah, hal ini dirasakan siswa SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh. Hal tersebut
terbukti dari nilai yang dicapai oleh beberapa siswa di SD tersebut masih belum
memuaskan dan belum memenuhi KKM Al-Qur’an yang telah ditetapkan yaitu 71.
Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang guru khususnya guru Al-Qur’an
agar selalu berusaha untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran, sebagai
solusi untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an
sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca, maka peran guru yang menjadi
inovasi dalam meningkatkan kemampuan membaca. Seorang guru harus mempunyai
bekal kemampuan yang memadai.
SD Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh merupakan
satu lembaga pendidikan Islam yang berada dibawah naungan masyarakat mutiara.
Lembaga tersebut sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya khususnya warga
sekitar mutiara. Pada lembaga tersebut kegiatan belajar mengajar lebih banyak
materi Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah materi membaca dan menulis
Al-Qur’an. Dengan demikian, berdasarkan
hasil penelitian diantara SD yang ada di wilayah Kec Mutiara hanya SD Yayasan Tgk Syik Daud
Beureueh yang jumlah siswanya mencapai lebih dari 300 orang. Sedangkan yang
lainnya berada dibawah jumlah tersebut. Dalam kenyataanya bahwa, meskipun
lembaga tersebut sangat dikenal oleh masyarakat
dalam hal prestasi siswa namun masih ada juga siswa yang belum mencapai
hasil maksimal sesuai yang diharapkan artinya 40% dari siswa tersebut belum
memenuhi criteria nilai berdasarkan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut
sehingga dapat dirumuskan kedalam beberapa rumusan masalah sebagai berikiut:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep membaca Al-Qur’an yang baik
dan benar
2 .Bagaimana hasil
belajar siswa dalam membaca Al-Qur’an pada SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep membaca Al-Qur’an yang
baik dan benar
2 .Untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam membaca Al-Qur’an pada SD Yayasan Tgk.
Syik Daud Beureueh
D. Definisi Operasional
Dalam pembahasan
penelitian ini, ada beberapa definisi yang memerlukan penjelasan lebih lanjut
agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahaminya, yaitu sebagai berikut:
1.
Hasil belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjukkan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah
perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw
materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama
berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan,
hasil pembangunan, termasuk hasil belajar.[11] “Belajar” adalah “key
term” (Istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan
sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan.[12] Sedangkan belajar dalam
arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan
perubahan prilaku.[13]
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori
yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema
yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan
hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Sedangkan menurut winkel
hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap
dan tingkah lakunya.[14]
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku secara kuantitatif dalam bentuk seperti penguasaan,
pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, analisis, sintesis, evaluasi, serta nilai
dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa itu sendiri dalam menimbulkan
prakarsa dan kreatifitas, artinya tidak terbatas pada perolehan nilai dari
suatu bidang studi, tetapi bentuk ikap yang diperoleh dari belajar yang
diikutinya dan untuk selanjutnya menjadi bekal dasar pengalaman belajar
berikutnya dan menjdi bekal bagi siswa sebagai individu dan masyarakat. Hasil
belajar harus bermakna bagi siswa itu sendiri dalam menimbulkan prakarsa dan
kreatifitas, artinya tidak terbatas pada perolehan nilai dari suatu bidang
studi, tetapi membentuk sikap yang diperoleh dari belajar yang diikutinya dan
untuk selanjutnya menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya dan menjadi
bekal bagi siswa sebagai individu dan masyarakat.
2.
Al-Qur’an
Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata Qa-ra-a (قرأ) artinya membaca, maka
perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya,
agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia
terutama oleh para pemeluk agama Islam.[15]
Sedangkan menurut terminologi Al-Qur’an adalah kalam
Allah yang merupakan mukjizat[16], yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasulullah SAW, sebagaimana
Firman Allah SWT:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلاً ﴿۲۳﴾
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad)
dengan berangsur-angsur.” (Al-Insan: 23)
Dan dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagaimana dalam
Firman Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُونَ ﴿۲﴾
“Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).
dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar
dijadikan sebagai dustur
(undang-undang) bagi seluruh umat manusia, yang abadi, untuk kebahagiaan mereka
di dunia dan akhirat,[17] di samping merupakan amal ibadah jika membacanya.
Al-Qur’an juga di-tadwin-kan di
antara dua ujung, yang dimulai dari surat Al-Fatihah,
dan ditutup dengan surat Al-Nas, dan
sampai kepada Kita secara tertib dalam bentuk tulisan (Mushaf) maupun
lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan pergantian,
sekaligus dibenarkan oleh Allah SWT, di dalam firman-Nya.[18]
Definisi ini selaras dengan apa yang diberikan oleh Ahli Ushul.[19]
Dalam Kitab Manna’ul-Qaththan
mabahits fi ulumil-Qur’an[20],
yang dimaksud Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.[21]
1. Secara teortis
Manfaat diadakannya
penelitian ini adalah dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengukur
kemampuan pribadi dalam menganalisis permasalahan yang terjadi khususnya bidang
pembelajaran. Penelitian ini dapat digunakan sebagai kelengkapan materi kuliah
Metodelogi penelitian pada semester II tahun ajaran 2014-2015.
2.
Secara praktis
Manfaat diadakannya
penelitian ini adalah dapat mengembangkan kualitas kegiatan belajar mengajar
dan dapat meningkatkan wawasan pemahaman guru tentang pembelajaran khususnya kepala
sekolah, guru, dan siswa.
F. Kajian terdahulu
Parwiraar dalam tesisnya yang
berjudul, Kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam upaya peningkatan
pretasi belajar siswa, menjelaskan bahwa, Guru agama Islam menggunakan ragam
kreativitas agar dapat menigkatkan prestasi belajar siswa. Persamaan penelitian
parwiraar dengan penelitian ini adalah terletak pada sama-sama mengkaji tentang
penigkatan prestasi belajar siswa, hannya perbedaannya bahwa parwiraar ini
lebih focus pada kreativitas guru pendidikan agama Islam.[22]
Nuraini
dalam tesisnya yang berjudul, peningkatan kemampuan baca Al-Qur’an melalui belajar
kelompok pada siswa SMAN Bandar kabupaten bener meriah, menjelaskan bahwa,
mengembangkan baca Al-Qur’an serta miningkatkan kemampuan melafalkan makhraj
al-huruf dan mengidentifikasikan tajwid secara benar.[23]
G. Batasan masalah
Agar masalah dalam
penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti,
maka penelitian ini membatasi permasalahan pada peningkatan hasil belajar siswa
kelas V SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.
H. Metode Penelitian
1.
Jenis, dan tempat penelitian
Tempat penelitian yang digunakan yaitu SD Yayasan Tgk Syik
Daud Beureueh Kec. Mutiara Kab. Pidie pada bulan april 2015. Penelitian
bersifat kualitatif yaitu kegiatannya berkaitan dengan pelaksanaan pengumpulan
data sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Bentuk penelitian yang
penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research) bersifat deskriptif
yaitu menggambarkan data yang realitas di lapangan dan memberikan
analisa-analisa sesuai teori yang ada.
2.
Sumber data
Sumber untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini berhubungan langsung dengan informan yaitu sabjek yang
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi atau objek penelitian.[24]Dalam
hal ini yang menjadi subjek adalah: Pertama, Kepala Sekolah, Kedua
Bapak/Ibu guru pendidikan Agama Islam SD
Yayasan Tgk Syik Daud Beureueh.
3.
Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini
dilakukan melalui empat tehnik pengumpulan data, yaitu:
a.
Observasi
Melakukan
pengamatan langsung untuk meninjau kesesuaian antara informasi yang diperoleh
dengan hasil pengamatan dilapangan, untuk membuktikan hasil belajar siswa dalam
baca tulis Al-Qur’an. Aspek yang akan di obsevasi adalah kepala sekolah, guru
pendidikan agama Islam dan siswa.
b.
Wawancara
Untuk
mendapatkan data sesuai dengan yang diinginkan maka dalam penelitian ini
melakukan interview dengan kepala sekolah, Bapak/Ibu guru Pendidikan Agama
Islam, Komite sekolah, pihak Tata Usaha, serta pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
c.
Dokumentasi
Penelitian ini berdasarkan
catatan dokumen dan laporan penting yang berupa arsip sekolah yang menyangkut
dengan nilai harian dan juga nilai rapor.
4. Metode Analisa
Data
Penelitian pada dasarnya bersifat deskriptif kualitatif
artinya mencari uraian menyeluruh dan cermat tentang salah satu keadaan, dimana
pendekatan yang dipakai lebih ditekankan secara kualitatif yang memungkinkan
bagi peneliti untuk langsung mencari dan mengumpulkan data yang dipelajari
tanpa terikat harus membuktikan benar tidaknya suatu teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli.[25]
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami. Untuk data kualitatif analisa dilakukan melalui tiga tahap
yaitu: reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan.
a.
Reduksi data
Untuk memudahkan analisis data, maka
dalam penelitian data yang diperoleh melalui hasil observasi, catatan lapangan
tentang proses pembelajaran. Dan data tambahan, seperti wawancara tentang proses pembelajaran dan hasil
dokumentasi.
b.
Paparan data
Paparan data adalah proses
penampilan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, presentasi
tabular, termasuk dalam bentuk matrik, presentasi grafis, dan sebagainya.
c.
Penarikan kesimpulan
Penyimpulan data adalah proses
pengambilan intisari dan sajian yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk
pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat tatapi mengandung
pengertian yang luas.
I.
Sistematika
Pembahasan
Adapun sistematika dan pembahasan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Bagian formalitas terdiri atas halaman judul, halaman kata pengantar,
halaman daftar isi.
Bab I adalah pendahuluan. Dalam
pendahuluan ini memuat tentang persoalan teknis penelitian yang meliputi Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian
Terdahulu, Landasan Teori, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika
Pembahasan.
Bab II ini
diuraikan tentang landasan teoritis hasil pelaksanaan dan hasil pembahasan
pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa SD Yayasan
Tgk. Syik Daud Beureueh
Bab III berisi tentang gambaran umum
lokasi penelitian yaitu SD Yayasan Tgk. Syik Daud Beureueh. Gambaran umum ini
meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya SD tersebut, visi dan misi,
keadaan gurudan karyawan, siswa, serta
sarana dan prasarana di SD tersebut.
Bab IV berisi tentang kesimpulan
terhadap pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan di SD Yayasan Tgk.
Syik Daud Beureueh dan saran bagi pihak-pihak yang terkait serta kata penutup.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Al-Qur’an
Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata Qa-ra-a (قرأ) artinya membaca, maka
perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya,
agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia
terutama oleh para pemeluk agama Islam.[26]
Para ulama berbeda pendapat mengenai
lafadz Al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafadz tersebut dibubuhi
huruf hamzah (dibaca Al-Qur’an). Pendapat lain mengatakan penulisannya Zdari
akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di
tengahnya, jadi dibaca Al-Qur’an). Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam
pengertiannya kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi
menurut Al-Syafi’i, lafadz tersebut bukan berasal dari akar kata Qa-ra-a (membaca), sebab kalau akar
katanya Qa-ra-a, maka tentu setiap
sesuatu yang dibaca dapat dinamai Al-Qur’an. Lafadz tersebut memang nama khusus
bagi Al-Qur’an, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.
Ada beberapa pendapat tentang lafadz
Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a.
.Al-Fara’
berpendapat, lafadz Al-Qur’an adalah pecahan (musytaq) dari kata Qara’in (kata jamak Qarinah) yang berarti bermakna: kaitan, karena ayat-ayat Al-Qur’an
satu sama lain saling berkaitan. Karena itu jelaslah bahwa huruf “nun”
pada akhir lafadz Al-Qur’an adalah huruf asli, bukan huruf tambahan.
b.
Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan, lafadz Al-Qur’an adalah
musytaq (pecahan) dari akar kata Qarn.
Ia mengemukakan contoh kalimat Qarnusy-syai
bisy-syai (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu). Jadi kata Qarn dalam hal itu bermakna: gabungan
atau kaitan, karena surat-surat dan ayat-ayat di dalam Al-Qur’an saling
bergabung dan saling berkaitan.
Tiga pendapat di atas (Al-Syafi’i, Al-Fara’, dan
Al-Asy’ari) cukuplah sebagai contoh untuk menarik kesimpulan bahwa lafadz
Al-Qur’an (tanpa huruf hamzah di tengahnya) jauh dari kaidah pemecahan kata (isytiqaq)
dalam bahasa Arab. Di antara para ulama yang berpendapat bahwa lafadz Al-Qur’an
ditulis dengan tambahan huruf hamzah di tengahnya ialah Al-Zajjaj [27],
Al-Lihyani serta jama’ah lainnya.
a.
Al-Zajjaj: lafadz Al-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di
tengahnya berdasarkan pola-kata (Wazn)
Fu’lan. Lafadz tersebut pecahan (musytaq)
dari akar kata Qar’un yang berarti Jam’un. Ia mengetengahkan contoh kalimat
Quri’al Ma’u fil-Haudhi yang berarti:
air dikumpulkan dalam kolam. Jadi dalam kalimat itu kata Qar’un bermakna Jam’un
yang dalam bahasa Indonesia bermakna “kumpul”. Alasannya Al-Qur’an
“mengumpulkan” atau menghimpun intisari kitab-kitab suci terdahulu.
b.
Al-Lihyani: lafadz Al-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di
tengahnya berdasarkan pola-kata Ghufran
dan merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata Qa-ra-a yang bermakna Tala’
(membaca). Lafadz Al-Qur’an digunakan untuk menamai sesuatu yang dibaca, yakni
objek, dalam bentuk mashdar.
Pendapat yang belakangan lebih kuat
(pendapat Al-Lihyani, red) dan lebih tepat karena dalam bahasa
Arab, lafadz Al-Qur’an adalah bentuk mashdar yang maknanya sinonim dengan Qira’ah, yakni “bacaan”. Sebagai contoh,
firman Allah SWT dalam QS. Al-Qiyamah: 17-18.
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿۱۷﴾ فَإِذَا
قَرَأْنَاهُ
فَاتَّبِعْ
قُرْآنَهُ
﴿۱٨﴾
“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya (17). Apabila
Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”(18). (Al-Qiyamah: 17-18).[28]
Sedangkan menurut terminologi Al-Qur’an
adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat[29],
yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasulullah SAW, sebagaimana Firman Allah SWT:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلاً ﴿۲۳﴾
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insan: 23)
Dan dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿۲﴾
“Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).
Disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal
pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan sebagai dustur (undang-undang) bagi seluruh umat manusia, yang abadi, untuk
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat, di samping merupakan amal ibadah jika
membacanya. Al-Qur’an juga di-tadwin-kan
di antara dua ujung, yang dimulai dari surat Al-Fatihah, dan ditutup dengan surat Al-Nas, dan sampai kepada Kita secara tertib dalam bentuk tulisan
(Mushaf) maupun lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan
dan pergantian, sekaligus dibenarkan oleh Allah SWT, di dalam firman-Nya.[30]
Definisi ini selaras dengan apa yang diberikan oleh Ahli Ushul.[31]
Dalam Kitab Manna’ul-Qaththan
mabahits fi ulumil-Qur’an yang
dimaksud Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad SAW
dan membacanya adalah ibadah.[32]
Definisi lain mengenai Al-Qur’an juga
dikemukakan oleh Al-Zarqani. Menurut Al-Zarqani, Al-Qur’an itu adalah lafal
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan surat Al-Fatihah
sampai akhir surat Al-Naas.
Sedangkan Abdul Wahhab Khallaf
memberikan definisi mengenai Al-Qur’an, yaitu firman Allah yang diturunkan
kepada hati Rasulullah; Muhammad bin Abdullah melalui Al-Ruhul Amin
(Jibril As) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar,
agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi
undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana
pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur’an itu
terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat Al-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir
[33]dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan. Ia
terpelihara dari perubahan atau pergantian.
B. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat
manusia. Bahkan kita ini sendiri menamakan dirinya petunjuk bagi manusia.(14) Allah SWT
berfirman Dalam QS: Al-Baqarah [2]: 185 & 2:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲﴾
“kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk
bagi orang-orang yang bertaqwa
[34]”. (QS: Al-Baqarah
[2]: 2).(17)
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ
شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ
مَرِيضًا أَوْ عَلَى
سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ
اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ
وَلا يُرِيدُ بِكُمُ
الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى
مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵﴾
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.” (QS: Al-Baqarah
[2]: 185).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa
Al-Qur’an adalah petunjuk yang didesain sedemikian rupa sehingga jelas bagi
umat manusia dengan petunjuk itu manusia bisa membedakan mana yang hak dan
bathil. Inilah sesungguhnya fungsi Al-Qur’an, yaitu sebagai pedoman hidup umat
manusia. Karena itu bila Al-Qur’an dipelajari dengan benar dan sungguh-sungguh
maka isi kandungannya akan membantu Kita menemukan nilai-nilai yang dapat
dijadikan pedoman untuk menyelesaikan berbagai problem hidup.[35]
Adapun fungsi Al-Qur’an yang lainnya
adalah:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah
SWT.
2. Tuntunan
serta hukum untuk menempuh kehidupan.
3. Menjelaskan
masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.
4. Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik
penyakit rohani maupun jasmani. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Yunus: 57,
Al-Isra’: 82, dan Fushilat: 44.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ
مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ
وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
﴿۵۷﴾
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Yunus [10]: 57).
وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ
مَا هُوَ
شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
﴿٨۲﴾
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu
yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Al-Quran itu)
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra'
[17]: 82).
وَلَوْ
جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا
لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ
آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
فِي آذَانِهِمْ
وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ
عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ
مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
﴿٤٤﴾
“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur’an itu
suatu bacaan dalam bahasa lain selain bahasa Arab tentulah Mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”. Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang) Arab?. Katakanlah: “Al-Qur’an itu adalah
petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak
beriman pada telinga Mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu suatu kegelapan
bagi Mereka[36].
Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat [41]: 44).
5. Sebagai
pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Fathir: 31 dan Al-Maidah: 48.
وَالَّذِي
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ
الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ
بَصِيرٌ ﴿۳۱﴾
“Dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu (Muhammad) adalah Al-Kitab (Al Qur’an) itulah yang benar, membenarkan
kitab-kitab yang sebelumnya.” (QS. Fathir: 31).
نْزَلْنَا
إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ
بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ
أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ
مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ
جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً
وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ
اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ
فِي مَا
آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ
جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
﴿٤٨﴾
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-Ma’idah: 48).
6.
Sebagai pelajaran dan penerangan.
Seperti dalam firman Allah SWT dalam QS. Yasin: 69.
وَمَا
عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ
مُبِينٌ ﴿٦۹﴾
“Al Quran itu
tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” (QS. Yaa Siin: 69).
7.
Sebagai pembimbing yang lurus. Seperti
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Kahfi: 1-2, Al-An’am: 126 & 153, Al-Isra’: 9, dan Al-Baqarah: 2.
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا
﴿۱﴾ قَيِّمًا
لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا ﴿۲﴾
“Segala puji
bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia
tidak mengadakan kebengkokan[37]
di dalamnya {1}; Sebagai
bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari
sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik {2}.”
(QS. Al-Kahfi: 1-2).
وَهَذَا صِرَاطُ
رَبِّكَ
مُسْتَقِيمًا
قَدْ
فَصَّلْنَا
الآيَاتِ
لِقَوْمٍ
يَذَّكَّرُونَ
﴿۱۲٦﴾
“Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang
mengambil pelajaran.” (QS. Al-An’am: 126).
وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ
عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ
وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ ﴿۱۵۳﴾
“Dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[38],
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153).
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ
الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا
كَبِيرًا ﴿۹﴾
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal sholih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’: 9).
ذَلِكَ الْكِتَابُ
لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲﴾
“Kitab
(Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah
[2]: 2).
8. Sebagai pedoman
bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya. Seperti Firman Allah
SWT dalam QS. Al Jatsiyah: 20, Ibrahim: 1, Al-hadid: 9, Al-thalaq: 10-11,
Al-Maidah: 15-16, dan Al-Ankabut: 51.
هَذَا
بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿۲٠﴾
“Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang meyakininya.” (QS. Al
Jatsiyah: 20).
الر
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ
لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى
صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
﴿۱﴾
“Alif
laam raa[39]. (Ini adalah) Kitab
yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
هُوَ
الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
﴿۹﴾
“Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya
ayat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan
kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang terhadapmu.”(QS. Al-Hadid: 9).
أَعَدَّ
اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الألْبَابِ
الَّذِينَ آمَنُوا قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا ﴿۱٠﴾
رَسُولا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ
لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ
اللَّهُ لَهُ رِزْقًا ﴿۱۱﴾
“Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras,
maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu)
orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan
kepadamu {10}, (Dan
mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang
menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan
barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah
akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
memberikan rezeki yang baik kepadanya {11}.” (QS. Al-Thalaq: 10-11).
يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ
لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا
كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ
الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ
كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ
مِنَ اللَّهِ نُورٌ
وَكِتَابٌ مُبِينٌ ﴿۱۵﴾
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ
مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ
سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿۱٦﴾
“Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab
yang menerangkan (15). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (16).” (QS. Al-Maidah: 15-16).
أَوَلَمْ
يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى
عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى
لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿۵۱﴾
“Dan
apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al
Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al
Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Al-Ankabut: 51).
9. Sebagai
pengajaran. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalam: 52, dan Ali Imran:
138.
وَمَا هُوَ
إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ
﴿۵۲﴾
“Dan tiadalah
ia (Al Qur-an), melainkan pengajaran untuk semesta alam.” (QS. AI-Qalam:52).
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ ﴿۱۳٨﴾
“(Al Qur'an)
ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Ali-Imran: 138).
10. Sebagai
petunjuk dan kabar gembira.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Nahl: 89.
وَيَوْمَ
نَبْعَثُ فِي كُلِّ
أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ
مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا
بِكَ شَهِيدًا عَلَى
هَؤُلاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ
شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً
وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨۹﴾
“(Dan ingatlah)
akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi
atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Nahl: 89).
11. Sebagai
pembanding atau pembeda (Furqan)
antara yang haq dan bathil. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]:
185.
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ
شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ
مَرِيضًا أَوْ عَلَى
سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ
اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ
وَلا يُرِيدُ بِكُمُ
الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى
مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵﴾
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
12.
Sebagai pengajaran/pembentang/penjelas (tibyan) segala sesuatu akan ilmu
pengetahuan dan rahasia-rahasia alam dunia dan akhirat. Seperti Firman Allah
SWT dalam QS. Ali Imran: 138, dan QS. Yusuf: 111.
لَقَدْ
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ
عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ
مَا كَانَ
حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ
تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ
يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ
شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً
لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿۱۱۱﴾
“Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan rahmat bagi
kaum yang beriman.” (QS. Yusuf
[12]: 111).
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ
وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
﴿۱۳٨﴾
“(Al Qur'an)
ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Ali-Imran: 138).
13. Sebagai tali
Allah yang harus diikat kuat dan digenggam teguh dalam hati dan kehidupan,
khususnya bersama-sama agar tidak bercerai-berai. Seperti dalam Firman Allah
SWT dalam QS. Al-Zukhruf: 43, dan Ali Imran: 102-103.
فَاسْتَمْسِكْ
بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ
عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
﴿٤۳﴾
“Maka
berpeganglah teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu.
Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.” (QS. Al-Zukhruf [43]: 43).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴿۱۰۲﴾ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿۱۰۳﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam (102). Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk (103).” (QS.
Ali Imran: 102-103).
14. Sebagai tadzkirah
(peringatan) bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan terhadap kepemimpinan
Al-Qur’an. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Thaha: 1-4 & 123-124.
طه
﴿۱﴾ مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآنَ لِتَشْقَى ﴿۲﴾
إِلَّا تَذْكِرَةً
لِمَنْ يَخْشَى ﴿۳﴾
تَنْزِيلا مِمَّنْ خَلَقَ
الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلاَ
﴿٤﴾
“Thaahaa[40]
{1}. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an
ini kepadamu agar kamu menjadi susah {2}; tetapi sebagai peringatan
bagi orang yang takut (kepada Allah) {3}. Yaitu diturunkan dari Allah
yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi {4}.” (QS. Thaha: 1-4).
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي
هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا
يَضِلُّ وَلا يَشْقَى ﴿۱۲۳﴾ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ
ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿۱۲٤﴾
“Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi
musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku,
lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka (123).” Dan barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124).”
(QS. Thaha: 123-124).
15. Sebagai
pengawas (Muhaiminun) dan penjaga
atas kitab-kitab samawi lainnya, tidak hanya membenarkan masalah aqidah,
akan tetapi masalah syariat alamiyah juga. Al-Qur’an juga menetapkan sebagian
hukum-hukum dari kitab sebelumnya dan mengganti serta mengubah sebagian
lainnya. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah: 48.
وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا
تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ
شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً
وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى
اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ
تَخْتَلِفُونَ ﴿٤٨﴾
“Dan Kami telah
turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[41]
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu,[42]
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu”. (QS.
Al-Maidah: 48).
16. Sebagai
Mukjizat bagi Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melemahkan musuh-musuh Allah
dan Rasul-Nya yang meragukan kenabian dan kerasulan-Nya.
Selain itu fungsi Al-Qur’an yang tidak
kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, dan bukti
bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Sebagai bukti kedua fungsinya
yang terakhir paling tidak ada dua aspek dalam Al-Qur’an itu sendiri: 1)
Isi/kandungannya yang sangat lengkap dan sempurna; 2) Keindahan bahasa dan
ketelitian redaksinya: 3) Kebenaran berita-berita ghaibnya; dan 4)
Isyarat-isyarat ilmiahnya.
C. Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an
Sebagai pedoman hidup yang benar,
Al-Qur’an niscaya harus memberikan suatu petunjuk hidup yang benar, mendasar
dan pasti. Sehingga dapat dijadikan sebagai pegangan yang kokoh dalam
menghadapi hidup. Oleh karena itu tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an tidak
lain kecuali untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Adapun petunjuk yang
diberikan oleh Al-Qur’an pada pokoknya ada tiga:
1.
Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang
harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2.
Petunjuk mengenai akhlaq yang murni
dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti
oleh manusia dalam kehidupannya secara individual dan kolektif.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan jalan
menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan dan sesamanya.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
Dalam bab
ini
akan
diuraikan
tentang (a)
subyek penelitian, dan
(b)
deskripsi siklus penelitian.
Uraian selengkapnya adalah
sebagai
berikut.
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi dan waktu
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV
SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh. Sekolah tersebut terletak di desa
baroh barat yaman, jaman mesjid, dan jaman barat, lokasinya di pekarangan
masjid Abu Beureueh Jl. Medan B. Aceh Kec. Mutiara Kab. Pidie. Sebelah barat
dibatasi dengan Desa Baroh Barat Yaman, sedangkan sebelah utara debatasi dengan
jalan menuju arah kambuk.
Sekolah
ini
berdiri
di
tanah milik desa
dengan
luas
tanah 1.088
m2. Sekolah
tersebut didirikan pada 1 Juli 1986 dinamakan
dengan Sekolah Diniah. Pada tahun 1998-1999 pendidikan sempat terhenti karena
gudungnya dugunakan sebagai tempat pengungsian masyarakat. Diaktifkan kembali
pada tahun 2000 sekalian namanya berubah menjadi SD Islam, sedangkan
perkembangannya mulai tahun 2005 sampai sekarang. Sekolah tersebut terdiri dari ruang kelas, 1 ruang guru, perpustakaan dan ruang UKS. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini yaitu
Kurikulum 2004 dan KTSP.
Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 21 Mei
sampai 25 Mei tahun 2015.
Tabel
3.1 Daftar nama guru
SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh
N0
|
NAMA
|
NIP
|
KET.
|
1.
|
Dra. Cut Ernawati
|
196812112005042001
|
Kepala sekolah
|
2.
|
Fikri Rostina,A.Ma
|
197810302008012001
|
Guru kelas
|
3.
|
Zahara,S.Pd
|
195612301978021006
|
Guru agama
|
4.
|
Ernawati Myc.S.Pdi
|
-
|
Guru kelas
|
5.
|
Fatimah,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
6.
|
Siti Rahmah,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
7.
|
Mursyidah,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
8.
|
Defi Sasnita,S.PdI
|
-
|
Guru kelas
|
9.
|
Nurlaila,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
10.
|
Irahati,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
11.
|
Nuraini
|
-
|
Guru kelas
|
NO
|
NAMA
|
NIP
|
KET.
|
12.
|
Erlina,A.Ma
|
-
|
Guru kelas
|
13.
|
Fitriani, S.PdI
|
-
|
Guru kelas
|
14.
|
Ambia,A.Ma
|
-
|
Guru agama
|
15.
|
M.Amin,A.Ma
|
-
|
Guru agama
|
16.
|
Ernawati, S.PdI
|
-
|
Guru agama
|
17.
|
Agustiar,S.Pd
|
-
|
Guru olah raga
|
18.
|
Iadil Fitri,A.Ma
|
-
|
Guru agama
|
19.
|
Ismail
|
-
|
Guru olah raga
|
20.
|
Rosnita
|
-
|
Guru agama
|
2. Mata Pelajaran.
Mata pelajaran yang menjadi obyek pada penelitian ini adalah pelajaran Baca Tulis Al Qur‟an
dengan Kompetensi Dasar/Silabus pada
saat penelitian
ini dilaksanakan, maka pokok
bahasan yang diambil adalah tentang “membaca dan menulis
al-Qur‟an“,
dengan standar kompetensi sebagai berikut : Mampu memahami surat surat tertentu dalam Juz `amma
menerapkan ketentuan-ketentuan ilmu tajwid dalam membaca
al-Qur‟an dan mampu memahami cara melafalkan hadist tentang keutamaan waktu subuh, keesaan Allah dan kerugian sifat dengki serta mampu menghafal
hadist tersebut dengan baik. Serta indikatornya yaitu (1) membaca dan
menulis bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro dengan benar (2) membedakan antara bacaan qolqolah sugro
dan qolqolah kubro.
3.
Karakteristik Peserta Didik
Jumlah peserta
didik kelas IV
SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh yang dijadikan subjek penelitian ini adalah 20
peserta didik yang terdiri dari 12 peserta putra
dan
8 peserta putri. Berikut daftar nama-nama peserta didik
kelas IV SD Yayasan Tgk Chik
Daud Beureu-eh.
Karakteristik peserta didik kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Usia peserta didik rata-rata 11 tahun.
b. Latar belakang keluarga/orang
tua, mayoritas berpendidikan
SLTP,
dan berprofesi
swasta.
c. Tingkat
kemampuan
peserta didik,
berdasarkan pengamatan selama peneliti mengajar
adalah
60% peserta didik di
atas kriteria ketuntasan
mengajar dan 40%
peserta didik di
bawah kriteria
ketuntasan mengajar.
B. Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan tiga
siklus penelitian
yang
masing-masing dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan kedua siklus tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Siklus
pertama
Sikus pertama penelitian dilaksanakan pada
tanggal 21 Mei
2015, dengan pokok bahasan membaca
dan
menulis al-Qur‟an tentang bacaan qolqolah kubra
dan qoqolah
Sugra. Tahapan
dan langkah-langkah dilakukan
peneliti adalah
sebagai
berikut:
a.
Perencanaan
Dalam
tahapan perencanaan
ini tercakup kegiatan sebagai
berikut:
1.
Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran baca tulis al-Qur‟an yang selama ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan kurangnya minat siswa dalam
belajar.
2.
Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi
bagi permasalahan yang
dihadapi dalam
pembelajaran.
3.
Penyusunan proposal penelitian,
lengkap dengan rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrument pengumpulan
data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan
strategi pembelajaran
sesuai dengan RPP maka pokok
bahasan yang diajarkan adalah
membaca dan
menulis al-Qur‟an bacaan qolqolah
sugra dan qolqolah kubra. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:
1.
Mengambil
nilai pre test
yang diperoleh dari nilai
ujian tengah semester mata pelajaran baca tulis Al Qur‟an kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh.
2.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam
RPP
yaitu guru ayat-ayat yang
didalamnya terdapat kata-kata qolqolah sugra dan qolqolah kubra.
3.
Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca dan menulis
al-quran berupa soal
yang didalamnya terdapat kata-kata yang
mengandung bacaan qolqolah
sugro dan qolqolah kubroyang diambil dari surat Al Ikhlas dan
Al Lahab.
c.
Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajar baca tulis al-Qur‟an peserta didik kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh tahun 2012 dengan penggunaan media
audio visual dalam pembelajaran, maka observai difokuskan pada pembelajaran baca tulis al-Qur’an.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas
saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk
memperlancar
jalannya penelitian
sehingga didapatkan data yang valid.
Dalam observasi/pengamatan peneliti menggunakan lembar
pengamatan untuk mengamati saat proses kegiatan pembelajan baca
tulis al quran ,jumlah peserta didik terdiri dari 20 peserta. Adapun hal- hal yang diobservasi terdiri dari (1) Minat dan perhatian peserta didik
dalam pembelajaran (2) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
(3) Penguasaan materi (4) Kemampuan peserta didik menjawab soal pre test dan
post test.
Tabel
3.3 Data observasi siklus 1
No
|
Aspek
yang diamati
|
Kemunculan
|
Komentar /Catatan Pengamat
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Minat
dan perhatian dalam pembelajaran
|
12
|
8
|
60%, peserta didik
berminat mengikuti pembelajaran
|
2
|
Keaktifan
siswa dalampembembelajaran
|
9
|
11
|
45%, peserta didik aktif
|
3
|
Kemampuan menjawab soal post tes dan
pre tes
|
6
|
14
|
30%, peserta didik
mampu menjawab soal pre test
dan post test
|
d.
Refleks
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan
situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau
peningkatan nilai post
tes
dibanding nilai pre test. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap
situasi pembelajaran pada
siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai
berikut :
1.
Pelaksanaan
post tes belum sesuai dengan yang diharapkan
.
2.
Kemauan peserta didik
untuk
membaca
dan
menulis
belum maksimal sehingga harus diulang-ulang
Meskipun demikian,
pembelajaran ini telah
menunjukkan perubahan/peningkatan, yaitu
dalam hal-hal
:
1.
Minat dan perhatian peserta didik dalam mengikuti proses belajar meningkat meskipun belum semua.
2.
Keaktifan
peserta
didik dalam
mengikuti
pembelajaran
tumbuh sehingga
peserta didik
mau bertanya walaupun baru sebagian.
Selanjutnya perbandingan nilai hasil post tes
terhadap pre tes menunjukkan peningkatan hanya sedikit. Dari dua hal
tersebut
diatas, maka hal hal
yang
akan
peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah :
1.
Mengaktifkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar dengan menggunakan media audio.
2.
Mengulang kembali materi membaca dan menulis al quran bacaan
qolqolah
sugro dan qolqolah kubro.
3.
Membuat kelompok untuk berdiskusi.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 dengan pokok
bahasan membaca dan menulis Al-Qur’an
materi perbedaan bacaan qolqolah sugro dan qolqolah kubro .Tahapan dan langkah- langkah yang
dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan
ini tercakup kegiatan
sebagai berikut :
1.
Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran baca
tulis al qur-an materi bacaan qolqolah Sugro dan
qolqolah
kubro pada siklus
pertama
yang
masih ada kelemahan.
2.
Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan
pembelajaran pada siklus pertama.
3.
Penyusunan proposal penelitian,
lengkap dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan
pokok
bahasan, dan instrument pengumpulan
data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
b.Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian kedua menerapkan strategi pembelajaran
sesuai dengan RPP maka
pokok bahasan
yang
diajarkan
adalah
membaca
dan menulis al- Qur„an materi perbedaan bacaan qolqolah sugr dan qoqolah kubra. Langkah-langkah pelaksanaan ini
meliputi:
1.
Mengambil nilai pre test yang diambil dari nilai post test siklus pertama.
2.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
dalam
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
3.
Guru mengulang dengan membaca qolqolah sugra dan
qolqolah kubra
pada surat Al Qadar dan Al Falaq sebagaimana yang dilakukan pada
siklus pertama. Selanjutnya peserta didik diharapkan mampu membedakan bacaan qolqolah sugra dan
qolqolah kubra serta menyebutkan
huruf-huruf qolqolah sugra
dan qolqolah
kubra.
4.
Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca
dan menulis al-quran berupa
soal yang didalamnya terdapat ayat-ayat yang
mengandung bacaan qolqolah
sugra dan qolqolah kubra yang diambil dari surat Al Qadar
dan Al Falaq.
c. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar
baca tulis al-Qur’an peserta didik kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh tahun
2015 dengan membedakan bacaan qolqolah sugra dan
qolqolah kubra dalam pembelajaran, maka
observasi difokuskan pada pembelajaran baca tulis
al-Qur’an. Jenis yang diamati sama
dengan siklus pertama, yang diharapkan ada
peningkatan hasil dalam pembelajaran baca tulis al qur’an. Untuk melakukan observasi terhadap
situasi
kelas saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan sejawat lagi untuk memperlancar
jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
Dalam observasi/pengamatan
peneliti
menggunakan lembar pengamatan tentang situasi peserta
didik di dalam kelas saat mengikuti proses
kegiatan belajar.
Aspek yang diamati
terdiri (1) Minat dan perhatian peserta didik dalam belajar (2) Keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran (3) Penguasaan materi (4)
Kemampuan peserta
didik menjawab soal pre test dan post test.
Berikut data observasi pada
siklus dua yang disertai kemunculan-
kemunculan yang ada serta catatan pengamatan yang ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 3.4 Data
observasi siklus
2
nNo
|
Aspek
yang diamati
|
Kemuncula
|
Komentar/Catatan Pengamat
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
11.
|
Minat dan perhatian
siswa dalam belajar
|
20
|
-
|
100%, peserta didik
ada perhatian
|
22.
|
Keaktifan siswa
dalam pembelajaran
|
15
|
5
|
75%,
peserta didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
|
33.
|
Kemampuan siswa
|
16
|
4
|
80%, peserta didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
|
44.
|
Catatan
|
Minat serta perhatian
meningkat sehingga
peserta didik aktif ada kemauam
untuk bertanya
ada,
penguasaan
materi
meningkat.
|
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan
dua
hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan
situasi kelas/pembelajaran, dan
hasil
perbandingan atau peningkatan
nilai post tes dibanding nilai pre tes. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada siklus kedua ini, peneliti menemukan peningkatan pembelajaran baca
tulis al qur’an pada
peserta
didik kelas IV SD Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh sebagai
berikut :
1.
Hasil post tes lebih bagus dari hasil post
tes pada siklus pertama.
2.
Kemampuan peserta didik dalam baca tulis al-qur‟an meningkat
dengan penggunaan
media audio visual dalam pembelajaran.
Dengan demikian
penggunaan media
audio visual dalam pembelajaran baca tulis al-Qur‟an ini menunjukkan
peningkatan, yaitu dalam
hal-hal
sebagai berikut
:
1. Perhatian
serta minat
peserta didik dalam
belajar baca tulis al-
Qur‟an meningkat. Peserta didik
tertarik
dan senang
mengikuti
pembelajaran baca tulis al-Qur‟an.
2. Keaktifan peserta
didik mengikuti pembelajaran
lebih
antusias yaitu dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang belum
dipahami.
3. Kemampuan peserta didik dalam baca tulis al-Qur‟an meningkat,
peserta
didik mudah dalam memahami materi pembelajaran baca tulis al qura’n dalam
pembelajaran. Dengan mudahnya peserta didik dalam memahami materi tersebut maka
prestasi pembelajaran baca tulis al-Qur’an meningkat.
3. Siklus Tiga
Pelaksanaan siklus tiga tetap sama seperti pada siklus 1 dan 2 dalam pembelajaran dan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2015.
Siklus tiga
dilaksanakan berkaitan dengan
masih ada
beberapa peserta didik
yang
masih memperoleh nilai yang
belum memuaskan.
Tahapan dan langkah-
langkahnya yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a.
Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini
tercakup kegiatan sebagai berikut.
1.
Refleksi ketiga, yaitu peneliti melakukan perenungan
berdasarkan
evaluasi terhadap pembelajaran beberapa peserta didik yang masih memiliki nilai yang belum memuaskan.
2.
Mengkaji kelemahan pada siklus
dua.
b.
Pelaksanaan.
Pelaksanaan penelitian ketiga
menerapkan strategi pembelajaran yaitu
membaca dan
menulis
al-Qur’an materi perbedaan bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra. Langkah-langkahnya
sebagai berikut
:
1.
Mengambil nilai pre test yang diambil dari nilai post test pada
siklus dua.
2.
Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan langkah siklus dua yang didalamnya terdapat
bacaan qolqolah sugra dan qolqolah kubra pada
surat Al Ikhlas,
Al Lahab, Al Qadar, dan Al Falaq. Hal ini dilaksanakan berkenaan
masih adanya
beberapa peserta
didik masih mendapat nilai belum
memuaskan agar memperoleh peningkatan
nilai yang memuaskan.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk
menyebutkan huruf-huruf qolqolah sugra dan
qolqolah kubra
dengan
mencari pada
juz’amma yang telah
dibagikan,
serta peserta didik
diharapkan mampu membedakannya.
3.
Melaksanakan post test tentang kemampuan membaca dan menulis
al-quran berupa soal
yang didalamnya terdapat kata-kata yang
mengandung bacaan qolqolah
sugra dan qolqolah kubra yang diambil dari surat Al Ikhlas, Al Lahab, Al Qadar
dan
Al Falaq.
c. Observasi.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan
hasil belajar baca tulis al-Qur’an peserta didik kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh. Jenis yang diamati sama dengan siklus siklus satu dan
dua, yang diharapkan
ada
peningkatan prestasi pembelajaran baca
tulis al-Qur’an. Peneliti meminta bantuan
teman sejawat guna memperoleh data yang valid. Adapun data observasi sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Data
observasi siklus tiga
3
nNo
|
Aspek
yang diamati
|
Kemuncula
|
Komentar/Catatan Pengamat
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
11.
|
Minat dan perhatian
siswa dalam belajar
|
20
|
-
|
100%, peserta didik
ada perhatian
|
22.
|
Keaktifan siswa
dalam pembelajaran
|
17
|
3
|
85%,
peserta didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
|
33.
|
Kemampuan siswa
|
19
|
1
|
95%, peserta didik
aktif dalam kegiatan pembelajaran
|
44.
|
Catatan
|
Minat serta perhatian
meningkat sehingga
peserta didik aktif ada kemauam
untuk bertanya
ada,
penguasaan
materi
meningkat.
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian,
yaitu untuk mengetahui
peningkatan
prestasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran baca
tulis al Qur‟an materi bacaan qolqolah sugro dan qolqolah qubro
kelas IV SD Yayasan
Tgk Chik Daud Beureu-eh Kabupaten Pidie Tahun 2015. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran baca tulis al-qur’an menggunakan metode
mengajar yang tepat sesuai dengan materi, pokok bahasan serta indikator yang akan dicapai. Metode yang digunakan
adalah metode diskusi
tanya jawab dan
ceramah.
Hasil observasi penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar
peserta
didik dalam pembelajaran baca
tulis al Qur’an materi qolqolah sugro dan qolqolah qubro
kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh Kabupaten Pidie Tahun 2015
ini
dilakukan dengan menilai kebenaran
jawaban peserta
didik terhadap pre
test dan post test yang dilakukan guru secara tertulis pada setiap akhir pembahasan. Untuk mengetahui prestasi pembelajaram baca tulis al Qur’an sebelumnya
melihat nilai harian baca tulis
al Qur’an peserta didik
belum mencapai nilai maksimal. Berikut daftar tabel disertai nama peserta
didik, nilai peserta
didik, jumlah keseluruhanya, nilai rata-rata baca tulis al Qur’an, nilai terendah dan nilai tertinggi.
Pada tabel selanjutnya adalah nilai yang diperoleh disetiap siklus yaitu
nilai pre
test dan nilai post test dan
peningkatan hasil yang
dicapai pada setiap
siklus beserta pembahasannya.
Tabel 4.1 Nilai peserta didik
sebelumnya
No
|
Nama
|
Nilai
|
1
|
Hestin Nur
Utami
|
86
|
2
|
Yuntoro
|
46
|
3
|
Muh Khoyin
|
36
|
4
|
Rangga F.
Darmawan
|
48
|
5
|
Dedi
Kurniawan
|
60
|
6
|
Ajidar
|
97
|
7
|
Afdinal
Nizar WP.
|
70
|
8
|
Dhea Arla Aylani D.
|
78
|
9
|
Didik Shalikin
|
70
|
10
|
Fariska Mia
H.
|
94
|
11
|
Laila Alfi S.
|
78
|
12
|
Laurina Nur
S.
|
78
|
13
|
Mahendra Bagas
S.
|
30
|
14
|
M.
Iqbal F.
|
62
|
15
|
Muhammad Vargas
|
40
|
16
|
Refi
Anisa
|
70
|
17
|
Refyna Arta A.
|
91
|
18
|
Syahrefi Erio P.
|
54
|
19
|
Wahyu Nurrahman
|
76
|
20
|
Sintiya Rizki Aisah
|
94
|
∑
|
1358
|
|
Nilai Rata-rata
|
67,9
|
|
Nilai Terendah
|
30
|
|
Nilai Tertinggi
|
94
|
Tabel nilai di atas diambil dari
nilai ulangan
tengah semester
genap
kelas IV SD
Yayasan Tgk Chik Daud Beureu-eh dengan rata-rata nilai 67,9. Kriteria ketuntasan
mengajar untuk
pelajaran baca tulis Al
Qur‟an
untuk kelas
IV adalah 65. Berdasarkan tabel
di
atas diketahui
bahwa
60% peserta
didik memenuhi kriteria
ketuntasan mengajar dan 40% tidak memenuhi kriteria ketuntasan. Hasil
tersebut menggambarkan bahwa
peserta
didik kelas IV belum mencapai
ketercapaian yang diharapkan yaitu
80%.
Tabel berikut adalah peningkatan prestasi peserta didik antara
pre test dan post test pada setiap siklus. Siklus satu dengan simbol X, siklus dua dengan
simbol Y dan siklus tiga dengan simbol Z. Dari setiap siklus terdapat data nilai masing-masing peserta
didik dari nilai pre test,
post test serta peningkatan nilai yang diperoleh
setiap siswa.
Tabel 4.2 Peningkatan
prestasi
siswa antara pre test dan post test pada siklus
1
No
|
Nama
|
Pre test
|
Post test
|
(
X )
|
( X² )
|
1
|
Hestin
Nur Utami
|
87
|
85
|
-2
|
4
|
Yuntoro
|
57
|
65
|
8
|
64100
|
|
Muh Khoyin
|
50
|
55
|
5
|
144
|
|
1
|
Rangga F.
Darmawan
|
48
|
60
|
12
|
144
|
Dedi Kurniawan
|
60
|
70
|
10
|
100
|
|
Ajidar
|
97
|
85
|
-12
|
14
|
|
Afdinal Nizar WP.
|
70
|
75
|
5
|
25
|
|
Dhea Arla Aylani D.
|
78
|
70
|
-8
|
64
|
|
Didik Shalikin
|
70
|
65
|
-5
|
25
|
|
Fariska Mia H.
|
94
|
75
|
-19
|
361
|
|
Laila Alfi S.
|
78
|
70
|
-8
|
64
|
|
Laurina Nur S.
|
78
|
75
|
-3
|
9
|
|
Mahendra Bagas
S.
|
30
|
45
|
15
|
225
|
|
M. Iqbal F.
|
62
|
70
|
8
|
64
|
|
Muhammad
Vargas
|
40
|
60
|
20
|
400
|
|
Refi Anisa
|
70
|
75
|
5
|
25
|
|
Refyna Arta A.
|
91
|
80
|
-11
|
4
|
|
Syahrefi Erio
P.
|
54
|
70
|
16
|
256
|
|
19
|
Wahyu Nurrahman
|
76
|
75
|
-1
|
1
|
Sintiya Rizki Aisah
|
94
|
80
|
-14
|
196
|
|
∑
|
1358
|
1394
|
36
|
2542
|
|
Nilai Rata-rata
|
67,9
|
69,7
|
|||
Nilai Terendah
|
30
|
45
|
|||
Nilai Tertinggi
|
94
|
87
|
DAFTAR PUSTAKA
Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
Siti Rahayu Haditono, Psykologi Perkembangan. Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya (Yokyakarta : Gajah Mada University Press, 2002)
Hamzah. Uno, Profesi
Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru Dan Dosen,(Surabaya: Kesindo Utama, 2006)
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika
Aditama, 2007),
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Semarang: Toha Putra, 1989),
Quraish Shihab, Membumikan
Al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1996),
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 1996)
Hasil observasi kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an dengan
Ibu Cut Ernawati S.Ag, pada tanggal 19 April 2015, jam 09.35
Depag RI, Standar Isi Madrasah
Ibtidaiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Sudjana, N, Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Biru, 1989),
Seksi Mapeda, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah, (Kantor Departemen
Agama:Kabupaten Sleman,tt)
Ananda Santoso dan S. Priyanto, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1995),
Oemar Hamalik, Proses Belajar
Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara),
Depag RI, Metode Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: TT, 2001),
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. II,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
Henry Guntur Tarigan, Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa 1991),
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi
Pendidikan.(Bandung: Mandar Maju, 1989),
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu
Pengantar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi: Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005),
Usman Abu Bakar dan Surohim, Fungsi Ganda Lembaga
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2005),
Abu Ahmadi dan Nur Ubiyati, Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
Ramayus, Metode Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: Remaja
Rosadakarya,
1997),
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Remaja Rosda karya, 2004),
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2010),
Zuhairini dkk, Metodologi
Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993)
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976).
Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara.
Gelegar Media Indonesia. ISBN
979-98066-1114-5.
Hernowo, Quantum Reading,
(Bandung: MLC, 2005),
Depag RI, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1971),
[1]Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 174-175.
[4]Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo:
Ramadhani, 1993), hlm. 35
[5]Seksi Mapeda, Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah,
(Kantor Departemen Agama:Kabupaten Sleman,tt), hlm. 1-2
[6]Pupuh
Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), hlm. 43
[7]Sardiman. AM, Interaksi
Dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.
124
[8]Hamzah. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm.69
[9]Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,(Surabaya:
Kesindo Utama, 2006), hlm.8.
[11]Purwanto, Evaluasi hasil belajar, (pustaka pelajar),
Yogyakarta Mai 2009, hlm 44
[12]Baharuddin, Pendidikan …, hlm 164
[13] Purwanto, Evaluasi …, hlm 47
[14] Purwanto, Evaluasi …, hlm 42-45
[16]Mukjizat menurut teminologi berasal dari kata
(‘ajaza-ya’jizu) yang artinya (telah lemah-sedang lemah). Sedangkan mu’jizat
yang merupakan bentuk isim sifat/isim fail bermakna yang melemahkan. Mukjizat
menurut etimologi yaitu sesuatu yang luar biasa yang muncul di luar kebiasaan
yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari kenabian dan kerasulan
seorang nabi dan Rasul.
[17]Endang saifuddin Anshari, Wawasan Islam; pokok-pokok fikiran tentang
islam dan ummatnya, jakarta; CV. Rajawali, 1986, hlm 35
[21]Abuddin Nata, Al-Qur’an Dan Hadits (Dirasah Islamiyah
I, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995, hlm. 54
[22]parwira ar, tesis, kreatifitas guru pend. Agama islam upaya
peningkatan prestasi belajar siswa, SMA N Se-Aceh tengah”.
[23]Nuraini, peningkatan
kemampuan baca Al-Qur’an melalui belajar kelompok pada siswa SMAN Bandar
kabupaten bener meriah.
[24]Lexy J. Moloeng, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004), hlm. 132
[27] Nama lengkapnya Al-Zajjaj
ialah Ibrahim bin Al-Sirri, dijuluki Abu Ishaq, penulis buku Ma’anil-Qur’an.
Beliau wafat pada tahun 311 H. (lihat Inbahur-Ruwah, jilid I, h. 163).
[28] Subhi As-Shalih, Mabahits fi Ulumil-Qur’an, cetakan
ke-enam belas, 1985, tr oleh tim pustaka firdaus, pustaka Firdaus, Jakarta,
1996. H. 10-12.
[29] Mukjizat menurut
teminologi berasal dari kata (‘ajaza-ya’jizu) yang artinya (telah lemah-sedang
lemah). Sedangkan mu’jizat yang merupakan bentuk isim sifat/isim fail bermakna
yang melemahkan. Mukjizat menurut etimologi yaitu sesuatu yang luar biasa yang
muncul di luar kebiasaan yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari
kenabian dan kerasulan seorang nabi dan Rasul.
[32] Abuddin Nata, Al-Qur’an Dan Hadits (Dirasah Islamiyah
I, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995, h. 54
[33] Al-Qur’an disampaikan kepada kita dengan cara
mutawatir, dalam arti, disampaikan oleh sejumlah orang yang semuanya sepakat
bahwa Ia benar-benar wahyu Allah SWT, terpelihara dari perubahan atau
pergantian.
[34]Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah
dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[36]Yang dimaksud “suatu kegelapan bagi mereka” ialah tidak memberi petunjuk
kepada mereka.
[37]Maksudnya: tidak ada dalam Al-Qur’an itu makna-makna yang berlawanan dan
tiada penyimpangan dari kebenaran.
[38] Maksudnya: Janganlah kamu mengikuti agama-agama yang ada
kepercayaan yang lain dari Islam. Mujahid mengartikan “al-subul” dengan
macam bid’ah dan jalan-jalan yang tidak benar.
[39] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan
sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam mim, alif laam shad.
[40] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan
sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam raa, alif laam shaad
dsb. Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah
karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang
menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama
surat dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk
menarik para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur’an itu, dan untuk mengisyaratkan
bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf
abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Allah dan
hanya buatan Muhammad SAW, maka cobalah mereka buat semacam Al-Qur’an itu.
[41]Maksudnya: Al Qur'an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya
ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar