ISTIQAMAH DALAM KEHIDUPAN
ISTIQAMAH DALAM KEHIDUPAN
Oleh : MUHAMMAD NAZAR, S.Ag
Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam
agamanya dan Muhammad Rasul-Nya, maka ia harus senantiasa memahami arti ikrar
takwa dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya.
Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai takwa baik dalam
kondisi aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat,
kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik
tentang Islam mampu meimplementasikan dalam seluruh kisi-kisi kehidupannya. Dan
orang yang mampu mengimplementasikannya belum tentu bisa bertahan sesuai yang
diharapkan Islam, yaitu komitmen dan istiqamah dalam memegang ajarannya dalam
sepanjang perjalanan hidupnya.
Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui
batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser,
karena akar kata istiqamah dari kata “qaama” (berdiri).
Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan
selalu konsekwen. Secara terminologi, istiqamah bisa diartikan dengan beberpa
pengertian berikut ini :
- Abu Bakar Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqamah beliau menjawab : bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun).
- Umar bin Khattab ra berkata : “Istiqamah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipu musang”.
- Utsman bin Affan ra berkata : “Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah swt”.
- Ali bin Abi Thalib ra berkata : “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.
- Hasan Bashri berkata : “Istiqamah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan”.
- Mujahid berkata : “Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah swt”.
- Ibnu Taimiah berkata:
“Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepaada-Nya tanpa
menengok kiri kanan”.
Jadi muslim yang beristiqamah adalah muslim yang selalu
mempertahankan keimanan dan aqidahnya dalam situasi dan kondisi apapun, baik di bulan Ramadhan maupun
di bulan lainnya. Ia bak batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak yang
datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi
dalam perjalanan hidupnya. Ia senantiasa sabar dalam memegang teguh tali
keimanan. Dari hari ke hari semakin mempesona dengan nilai-nilai kebenaran dan
kebaikan Islam. Ia senantiasa menebar pesona Islam baik dalam ruang
kepribadiannya, kehidupankeluarga, kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi pelita kehidupan. Itulah manusia
muslim yang sesungguhnya, selalu istiqamah dalam sepanjang jalan kehidupan.
Allah berfirman yang berbunyi :
Artinya : “Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya karena kekufuran) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am/6 : 122)
Firman Allah dalam ayat lain yang berbunyi:
Artinya : “Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS. Hud/11 : 112)
Di samping itu Allah swt juga berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al Ahqaf/46 : 13-14)5 (lima) Tips Istiqamah
Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa harus senantiasa
dipertahankan oleh setiap muslim. Hal ini disebabkan kesucian dan ketakwaan ini
bisa mengalami pelarutan, atau bahkan hilang sama sekali. Namun, ada beberapa
tips yang membuat seorang muslim bisa mempertahankan nilai ketakwaan dalam
jiwanya, bahkan mampu meningkatkan kualitasnya. Tips tersebut adalah sebagai
berikut;
Pertama : Muraqabah
Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol Ilahi dan
kedekatan dirinya kepada Allah. Hal ini diimplementasikan dengan mentaati
seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta memiliki rasa
malu dan takut apabila menjalankan hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya. Allah
berfirman :
Artinya : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Al Hadid/57 : 4)
Kedua : Mu’ahadah
Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah swt. Ada banyak ayat yang berkaitan dengan masalah ini. di antaranya adalah sebagai berikut :Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. An Nahl/16 : 91)
Ketiga : Muhasabah
Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan
evaluasi atas perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah
berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr/59 : 18)
Keempat : Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah
pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas
keteledoran yang dilakukannya
Allah berfirman :
Artinya : “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah/2 : 179)Kelima : Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah adalah
optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam
dalam kehidupan
Allah berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya”. (QS. Al Hajj/ 22 : 77-78)
Inilah 5 (lima) langkah yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang
ingin mempertahankan nilai keimanan, yang ingin bertahan dan istiqamah di
puncak ketakwaannya. Semoga Allah swt menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya
yang senantiasa istiqamah, menjadi model-model muslim ideal dan akhirnya kita
dijanjikan surga-Nya. Amin.
Penulis,
MUHAMMAD
NAZAR, S.Ag
Komentar
Posting Komentar